KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Di saat volatilitas pasar saham sedang tinggi, tampaknya tak berpengaruh pada laju rekor penawaran umum perdana (IPO) di bursa AS. Bahkan, aktivitas IPO diperkirakan masih akan tinggi sampai akhir tahun dan perusahaan yang listing akan kuat pada tahun 2022. Mengutip Reuters, sudah lebih dari 2.000 IPO mengumpulkan dana hingga US$ 421 miliar gabungan secara global pada akhir September lalu dan menjadi rekor tertinggi seiring perusahaan swasta bergegas untuk mencapai valuasi yang melonjak dari rekan-rekan mereka yang terdaftar secara publik. Capaian tersebut bahkan lebih dari dua kali lipat hasil yang dikumpulkan selama periode yang sama tahun lalu. Sementara itu ada empat IPO yang ditarik atau ditunda di Amerika Serikat dalam tiga minggu terakhir. Hal tersebut karena ketidakpastian atas plafon utang AS, masalah pengembang properti China Evergrande dan harga energi yang melonjak dan inflasi memicu gejolak liar di pasar saham, sehingga lebih sulit bagi perusahaan untuk menentukan harga debut pasar saham mereka.
Booming IPO di bursa AS menantang volatilitas pasar
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Di saat volatilitas pasar saham sedang tinggi, tampaknya tak berpengaruh pada laju rekor penawaran umum perdana (IPO) di bursa AS. Bahkan, aktivitas IPO diperkirakan masih akan tinggi sampai akhir tahun dan perusahaan yang listing akan kuat pada tahun 2022. Mengutip Reuters, sudah lebih dari 2.000 IPO mengumpulkan dana hingga US$ 421 miliar gabungan secara global pada akhir September lalu dan menjadi rekor tertinggi seiring perusahaan swasta bergegas untuk mencapai valuasi yang melonjak dari rekan-rekan mereka yang terdaftar secara publik. Capaian tersebut bahkan lebih dari dua kali lipat hasil yang dikumpulkan selama periode yang sama tahun lalu. Sementara itu ada empat IPO yang ditarik atau ditunda di Amerika Serikat dalam tiga minggu terakhir. Hal tersebut karena ketidakpastian atas plafon utang AS, masalah pengembang properti China Evergrande dan harga energi yang melonjak dan inflasi memicu gejolak liar di pasar saham, sehingga lebih sulit bagi perusahaan untuk menentukan harga debut pasar saham mereka.