JAKARTA. Perbankan di Indonesia bakal kesulitan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 jika Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) masih di atas level 80%. "BOPO perbankan kita masih di atas 80% sementara BOPO rata-rata perbankan di ASEAN 40%-60%. Menghadapi MEA akan sulit kalau angka-angkanya masih seperti itu karena bank-bank ASEAN lainnya akan mudah merebut pasar kita," papar Deputi Gubernur Ronald Waas dalam Seminar Mewujudkan National Payment Gateway Menyongsong MEA 2015, Rabu (14/4). Oleh karena itu, bank sentral berjanji terus mendorong perbankan melakukan efisiensi. Salah satunya dengan menciptakan interkoneksi dan interoperabilitas antar pelaku industri dalam hal sistem pembayaran. Menurut Ronald, Indonesia sebagai negara berpenduduk terbanyak di ASEAN seharusnya bisa menjadi pemimpin di pasar ASEAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan mengintegrasikan transaksi barang, jasa, pasar modal, investasi, dan tenaga kerja antara negara anggota ASEAM. Termasuk dalam hal industri keuangan, khususnya yang menyangkut sistem pembayaran. menggunakan kartu. "Dari perspektif sistem pembayaran, Indonesia perkembangannya cukup bagus dan kita diperhatikan negara-negara lain," kata Ronald. Saat ini BI mencatat jumlah alat pembayaran menggunakan kartu sebanyak 78 juta kartu. Sebanyak 63,6 juta adalah kartu ATM/debit sementara 14,5 juta adalah kartu kredit.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BOPO bank tinggi, masalah hadapi MEA
JAKARTA. Perbankan di Indonesia bakal kesulitan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 jika Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) masih di atas level 80%. "BOPO perbankan kita masih di atas 80% sementara BOPO rata-rata perbankan di ASEAN 40%-60%. Menghadapi MEA akan sulit kalau angka-angkanya masih seperti itu karena bank-bank ASEAN lainnya akan mudah merebut pasar kita," papar Deputi Gubernur Ronald Waas dalam Seminar Mewujudkan National Payment Gateway Menyongsong MEA 2015, Rabu (14/4). Oleh karena itu, bank sentral berjanji terus mendorong perbankan melakukan efisiensi. Salah satunya dengan menciptakan interkoneksi dan interoperabilitas antar pelaku industri dalam hal sistem pembayaran. Menurut Ronald, Indonesia sebagai negara berpenduduk terbanyak di ASEAN seharusnya bisa menjadi pemimpin di pasar ASEAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan mengintegrasikan transaksi barang, jasa, pasar modal, investasi, dan tenaga kerja antara negara anggota ASEAM. Termasuk dalam hal industri keuangan, khususnya yang menyangkut sistem pembayaran. menggunakan kartu. "Dari perspektif sistem pembayaran, Indonesia perkembangannya cukup bagus dan kita diperhatikan negara-negara lain," kata Ronald. Saat ini BI mencatat jumlah alat pembayaran menggunakan kartu sebanyak 78 juta kartu. Sebanyak 63,6 juta adalah kartu ATM/debit sementara 14,5 juta adalah kartu kredit.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News