BOPO naik menjadi 82,49%, ini strategi WOM Finance



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rasio beban operasional berbanding pendapatan operasional (BOPO) multifinance Januari 2018 berada di angka 80,66%. Namun per akhir Januari 2019, rasio tersebut naik menjadi 82,49%. Padahal sepanjang 2018 lalu, BOPO multifinance stabil di kisaran angka 80%.

Presiden Direktur PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance), Djaja Suryanto Sutandar mengatakan, tahun ini akan fokus dengan produktifitas karyawan, dan initiative strategic cost management.

"Kalau produktifitas karyawan naik, otomatis pendapatan operasional akan naik, dan beban operasional akan turun sehingga BOPO akan meningkat,"jelas Djaja kepada Kontan.co.id (24/3).


Djaja mengatakan kenaikan BOPO ditentukan oleh banyak hal. Karena beban operasional naik pendapatan operasional tetap/turun atau bisa juga karena beban operasional tetap/naik namun pendapatan operasional menurun.

Lanjut Djaja, beban operasional bisa naik karena banyak hal. Bisa karena produktifitas turun biaya tenaga kerja naik. Pendapatan operasional turun karena penjualan yang menurun, sehingga fee base incime menurun.

Perusahaan pembiayaan WOM Finance mencatat, per 2018 kemarin penyaluran pembiayaannya meningkat 9% secara tahunan. Peningkatan ini membuat pembiayaan WOM Finance naik dari Rp 6,4 triliun pada 2017 menadi Rp 7 triliun pada 2018.

Tidak ada data yang tercatat pada 2019, namun Desember 2018 BOPO WOM Finance berada dikisaran 87%, sedangkan Desember 2017 berada diangka 88,6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .