JAKARTA. Niatan PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN) menguasai saham Bumi Plc di tahun ini pupus. Standard Chartered Plc (Stanchart) urung mengucurkan pinjaman senilai US$ 1 miliar. Semula, BORN berniat menggunakan hasil berutang ke Stanchart untuk membeli saham Bumi. Bank asal London itu menunda pengucuran pinjaman karena BORN belum mendapat persetujuan pemegang saham untuk menjaminkan aset sebagai jaminan utang. BORN sempat menjadwalkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 15 Desember lalu. Tapi RUPSLB tertunda karena Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) belum memberi lampu hijau. Wasit pasar modal ini masih melakukan pemeriksaan transaksi jual beli saham Bumi Plc antara BORN dan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) tersebut.
Anis Baridwan, Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil Bapepam-LK, menuturkan pihaknya sudah memanggil manajemen BORN Senin lalu untuk meminta klarifikasi soal transaksi tersebut. "Soalnya, transaksinya rumit, makanya kami minta penjelasan lebih detil," papar Anis, Selasa (20/11). Bapepam-LK juga meminta BORN melengkapi keterangan terkait transaksi tersebut. "Ada yang harus kami klarifikasi serta ada penilaian independen yang harus dilengkapi ke Bapepam-LK," jelas Geroad Jusuf, Direktur BORN. Namun ia menolak membeberkan keterangan apa saja yang diminta Bapepam-LK tersebut. Ia hanya menyatakan, BORN sudah menyerahkan semua data yang diminta. Selesai tahun depan Namun tampaknya pemeriksaan Bapepam-LK belum akan selesai dalam waktu dekat. Karena itu, target BORN memperoleh pinjaman sebesar US$ 1 miliar tahun ini tampaknya tidak akan tercapai. Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa Bapepam-LK Gonthor Ryantori Aziz menuturkan, pihaknya masih akan memanggil BNBR Kamis nanti (22/12). Pengawas pasar modal ini akan meminta penjelasan soal struktur penjualan saham Bumi Plc dalam transaksi tersebut. Bapepam-LK juga meminta penjelasan dari BORN mengenai proses transaksi pembelian Bumi serta rencana penggunaan dana pinjaman dari Stanchart. Meski pengucuran pinjaman tertunda, BORN tidak terlalu khawatir. Geroad optimistis pinjaman tersebut tetap bisa cair paling lambat awal tahun nanti. "Kami perkirakan Januari pinjaman sudah kami terima, karena proses di Bapepam enggak akan lama," ujar dia optimistis. Sekadar menyegarkan ingatan, BNBR melepas 23,8% saham Bumi Plc ke tangan BORN. Dengan demikian, BNBR kini hanya menguasai 23,8% saham Bumi Plc. Dari transaksi tersebut, BNBR memperoleh dana sebesar US$ 1 miliar. BNBR akan menggunakan dana tersebut antara lain untuk melunasi utang kepada Credit Suisse sebesar US$ 440 juta. Utang ini sebenarnya baru jatuh tempo Maret 2012.
Tapi BNBR memutuskan mempercepat pembayaran utang setelah harga saham Bumi Plc yang dijadikan jaminan turun dalam akibat krisis Eropa. Harga saham induk usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ini sempat mencapai £ 7,2 per saham (10/10). Pukul 22.07 WIB kemarin, harga saham Bumi Plc sudah kembali naik ke £ 9,3 per saham. Saat ditemui usai pelaksanaan RUPSLB akhir pekan lalu, Direktur BNBR, Eddy Soeparno, menuturkan pihaknya tidak khawatir meski pengucuran pinjaman bagi BORN terhambat. Pasalnya, Credit Suisse sendiri tidak memberikan tenggat waktu atas pelunasan utang tersebut. Meski begitu, Eddy yakin BORN bisa memperoleh pinjaman dari Standard Chartered tahun ini. Dus, BNBR tetap yakin bisa melunasi utang Credit Suisse tahun ini. Targetnya, dengan pelunasan utang tersebut, sisa utang BNBR di akhir 2011 tinggal sekitar Rp 4 triliun, dari sebesar Rp 15 triliun di awal tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini