JAKARTA. PT Borneo Lumbung Energy & Metal berencana langsung tancap gas menggenjot produksi, seusai mengantongi dana segar dari helatan penerbitan saham perdana alias initial public offering (IPO). Mulai tahun 2011, produsen batubara bertipe hard cooking coal ini membidik kapasitas produksi sebanyak 5 juta ton per tahun."Minimal, kami sudah bisa menjual dan produksi sebanyak 3,8 juta ton sepanjang tahun 2011," ujar Eva Novita Tarigan, Direktur Keuangan Borneo, Senin (25/10). Adapun untuk tahun 2010, kapasitas produksi Borneo hingga akhir tahun diperkirakan mencapai 3,6 juta ton.Penggunaan sekitar 35% dari hasil IPO yang diharapkan bisa meraup hingga Rp 5 triliun, menjadi alat Borneo untuk berekspansi kapasitas produksi. Sekitar 80% dari anggaran ekspansi dialokasikan untuk belanja alat berat. Mulai dari peralatan untuk pengupasan lapisan tanah, penambangan batubara, pemrosesan, hingga kapal pengangkut.Sisanya yakni 20%, Borneo bakal mengalokasikan untuk pengembangan infrastruktur. Ambil contoh, pembangunan tangki-tangki bahan bakar solar, pondokan permanen untuk pegawai, penambahan gudang suku cadang, dan pelebaran jalan angkutan batubara.Evi bilang, pengembangan infrastruktur ini bisa mengikis biaya operasional Borneo sekitar 2%, yakni dari US$ 75 per ton menjadi US$ 73 per ton. "Sementara harga jual rata-rata tahun depan cenderung sama, di kisaran US$ 190 per ton," imbuh Geroad Raymond Alamsyah, Sekretaris Perusahaan Borneo.Adapun untuk kontrak penjualan terbaru, Borneo telah mengantongi 3 perjanjian. Baru saja ditandatangani pada 4 Oktober 2010 lalu, kontrak penjualan batubara sebanyak 1 juta ton ke Zhonglian Resources Company Limited berjangka waktu setahun. Yang masih dalam proses, kontrak penjualan 1 juta ton ke salah satu perusahaan China dan kontrak pengiriman 3 bulan dengan perusahaan Taiwan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Borneo bidik produksi 5 juta ton per tahun
JAKARTA. PT Borneo Lumbung Energy & Metal berencana langsung tancap gas menggenjot produksi, seusai mengantongi dana segar dari helatan penerbitan saham perdana alias initial public offering (IPO). Mulai tahun 2011, produsen batubara bertipe hard cooking coal ini membidik kapasitas produksi sebanyak 5 juta ton per tahun."Minimal, kami sudah bisa menjual dan produksi sebanyak 3,8 juta ton sepanjang tahun 2011," ujar Eva Novita Tarigan, Direktur Keuangan Borneo, Senin (25/10). Adapun untuk tahun 2010, kapasitas produksi Borneo hingga akhir tahun diperkirakan mencapai 3,6 juta ton.Penggunaan sekitar 35% dari hasil IPO yang diharapkan bisa meraup hingga Rp 5 triliun, menjadi alat Borneo untuk berekspansi kapasitas produksi. Sekitar 80% dari anggaran ekspansi dialokasikan untuk belanja alat berat. Mulai dari peralatan untuk pengupasan lapisan tanah, penambangan batubara, pemrosesan, hingga kapal pengangkut.Sisanya yakni 20%, Borneo bakal mengalokasikan untuk pengembangan infrastruktur. Ambil contoh, pembangunan tangki-tangki bahan bakar solar, pondokan permanen untuk pegawai, penambahan gudang suku cadang, dan pelebaran jalan angkutan batubara.Evi bilang, pengembangan infrastruktur ini bisa mengikis biaya operasional Borneo sekitar 2%, yakni dari US$ 75 per ton menjadi US$ 73 per ton. "Sementara harga jual rata-rata tahun depan cenderung sama, di kisaran US$ 190 per ton," imbuh Geroad Raymond Alamsyah, Sekretaris Perusahaan Borneo.Adapun untuk kontrak penjualan terbaru, Borneo telah mengantongi 3 perjanjian. Baru saja ditandatangani pada 4 Oktober 2010 lalu, kontrak penjualan batubara sebanyak 1 juta ton ke Zhonglian Resources Company Limited berjangka waktu setahun. Yang masih dalam proses, kontrak penjualan 1 juta ton ke salah satu perusahaan China dan kontrak pengiriman 3 bulan dengan perusahaan Taiwan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News