Borneo Olah Sarana berencana gelar IPO di 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Borneo Olah Sarana Sukses berencana melantai di bursa tahun depan. Perusahaan tambang batubara yang populer dengan nama Boss Coal ini akan melakukan penawaran perdana atau initial public offering (IPO) buat membiayai ekspansi. Sebab, Borneo Olah Sarana ingin memanfaatkan momentum kenaikan harga batubara dunia.

Saat ini, mereka dalam tahap pemenuhan kelengkapan di akuntan publik dan kantor jasa penilai publik. Borneo Olah Sarana juga telah menunjuk penjamin emisi IPO. "Semua harus selesai pada minggu depan. Penunjukan penjamin emisi juga sudah," ujar Direktur Keuangan Borneo Olah Sarana Widodo Nurly Sumady ke KONTAN, Kamis (23/11).

Rencananya, perusahaan ini melakukan pendaftaran hajatan IPO ke Bursa Efek Indonesia (BEI) Desember mendatang. Meski demikian, Widodo masih belum bisa menyampaikan jumlah saham yang akan dilepas ke publik.


Yang jelas, ada dua penjamin emisi yang akan membantu melakukan perhitungan nilai IPO Borneo Olah Sarana. "Keduanya dari swasta. Satu sudah ada, satu lagi dalam negosiasi," kata Widodo.

Borneo Olah Sarana memasang target: perusahaannya sudah bisa tercatat di BEI pada kuartal I 2018 nanti. Untuk perhelatan IPO ini, mereka akan menggunakan laporan keuangan September 2017 sebagai dasar valuasi. Nantinya, dana hasil penjualan saham perdana akan digunakan untuk ekspansi.

Widodo menjelaskan, dari 16.000 hektare (ha) lahan milik perusahaannya, area yang telah dibangun dan sudah beroperasi kurang dari 10%. Sementara wilayah yang telah drilling sekitar 1.000 ha. "Jadi, kami rencanakan IPO itu untuk ekspansi, demi menaikkan produksi dan membuka tambang lain," ujar Widodo.

Hingga akhir 2017, Borneo Olah Sarana menargetkan volume produksi sebesar 400.000–500.000 metrik ton per tahun. Tahun 2018 besok, target produksi perusahaan ini akan naik menjadi 800.000 metrik ton per tahun.

Sebagai informasi, Borneo Olah Sarana merupakan perusahaan tambang yang memiliki empat konsesi pertambangan batubara. Seluruhnya terletak di wilayah Kutai Barat, Kalimantan Timur. Salah satu konsesi yang telah berproduksi adalah PT Bangun Olah Sarana Sukses. Perusahaan yang sebelumnya bernama PT Megah Pratama Resources ini lebih banyak menyasar pasar luar negeri.

Menurut Widodo, tahun lalu, porsi penjualan ke luar negeri mencapai 80%, terutama pasar Jepang. Sisanya adalah penjualan di dalam negeri. Borneo Olah Sarana juga jadi salah satu perusahaan tambang di Indonesia yang mendapat pendanaan dari lembaga Pemerintah Jepang, Japan Oil Gas Metal Corporation, yang bertugas mengamankan pasokan batubara untuk seluruh Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie