Borneo tawarkan 3,3 miliar saham



JAKARTA. Saham sektor pertambangan yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) bertambah lagi. PT Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk bakal mencatatkan saham perdananya di BEI pada 26 November nanti. Borneo akan melepas 3,31 miliar saham atau sekitar 20% dari total saham perseroan.

Bagi investor yang tertarik untuk memiliki saham ini, masa penawaran awal Initial Public Offering (IPO) Borneo berlangsung selama 18-22 November. Sementara distribusi saham akan dilakukan pada 25 November. Untuk memuluskan hajatan ini, Borneo telah menunjuk CIMB Securities Indonesia sebagai penjamin emisi saham.

Melalui penjualan saham perdananya, Borneo berharap bisa mengantongi dana senilai US$ 350 juta- US$ 400 juta. Sayang, kabar ini belum berhasil mendapat konfirmasi dari manajemen Borneo. Samin Tan, Direktur Utama Borneo tidak menjawab panggilan telepon dari KONTAN.


Tapi, dalam prospektusnya, perseroan ini mengungkapkan, sekitar 35% dana IPO itu akan digunakan untuk membiayai kegiatan ekspansi produksi batubara. Tahun ini, Borneo menargetkan produksi batubara sekitar 3,6 juta ton. Hingga Juni 2010, produksi batubara Borneo baru sekitar 752.000 ton.

Borneo perlu menggenjot produksi batubaranya untuk mengimbangi kenaikan kontrak penjualan yang mereka dapatkan. Pada 4 Oktober lalu, Borneo mendapat kontrak pengadaan batubara sebanyak 1 juta ton dari Zhonglian Resources Company Limited selama 1 tahun.

Selain untuk ekspansi, Borneo juga akan menggunakan 50% hasil IPO untuk melunasi utang. Pinjaman yang akan dilunasi Borneo berasal dari Sinarmas Sekuritas sebesar Rp 600 miliar, CIMB Niaga (Rp 670 miliar) serta RZB Bank (Rp 685 miliar).

Saat ini Borneo memiliki konsesi menambang batubara di wilayah Muara Laung dan Barito Tuhup Raya di Kalimantan Tengah. Luas riil tambangnya sekitar 21.630 hektare dengan cadangan batubara sekitar 69 juta ton.

Sampai paruh pertama 2010, Borneo mengantongi pendapatan Rp 1,07 triliun dengan laba bersih Rp 20,64 miliar. Pada tahun lalu, total pendapatan Borneo hanya sekitar Rp 200,52 miliar plus rugi bersih sebesar Rp 99,77 miliar. Sementara pada tahun 2008, lantaran tambang batubaranya belum produksi, pendapatan Borneo masih nihil.

Kepala Riset Valbury Asia Securities Khrisna D Setiawan menilai, dari besaran produksi dan cadangan batubara, Borneo tergolong produsen batubara kecil. Itu sebabnya, besaran price to earning (P/E) saham IPO Borneo semestinya di bawah rata-rata P/E saham sektor batubara yang saat ini sebesar 14 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie