KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi yang berlarut telah menekan likuiditas korporasi seperti PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Akibatnya, kedua perusahaan pelat merah ini kesulitan membayar kredit dari perbankan termasuk dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Direktur Utama BRI Sunarso buka-bukaan terkait status kredit kedua BUMN itu. Sunarso menyatakan kredit ke segmen korporasi BRI semakin mengecil lantaran bank fokus menyasar segmen ke sektor UMKM yang memberi kontribusi sekitar 80% terhadap portofolio kredit BRI. “Kondisi kualitas di korporasi, memang NPL (non performing loan)-nya paling tinggi, ini harus kita katakan. Makanya kita tidak nafsu salurkan di korporasi. Di mana saja NPL-nya? Swasta dan BUMN tinggi,” ujar Sunarso kepada Redaksi Kontan.co.idsecara virtual pada Rabu (30/6).
Bos BRI buka-bukaan terkait status kredit Garuda (GIAA) dan Waskita (WSKT)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi yang berlarut telah menekan likuiditas korporasi seperti PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Akibatnya, kedua perusahaan pelat merah ini kesulitan membayar kredit dari perbankan termasuk dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Direktur Utama BRI Sunarso buka-bukaan terkait status kredit kedua BUMN itu. Sunarso menyatakan kredit ke segmen korporasi BRI semakin mengecil lantaran bank fokus menyasar segmen ke sektor UMKM yang memberi kontribusi sekitar 80% terhadap portofolio kredit BRI. “Kondisi kualitas di korporasi, memang NPL (non performing loan)-nya paling tinggi, ini harus kita katakan. Makanya kita tidak nafsu salurkan di korporasi. Di mana saja NPL-nya? Swasta dan BUMN tinggi,” ujar Sunarso kepada Redaksi Kontan.co.idsecara virtual pada Rabu (30/6).