Bos Bulog Beberkan Alasan Harga Beras Naik di Pasaran



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga beras kembali mengalami lonjakan harga di akhir Juli ini. 

Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas) Minggu (28/7) pukul 13.08 WIB harga beras premium terpantau naik tipis 0,06% menjadi Rp 15.550/kg dan beras medium naik 0,15% menjadi Rp 13.590/kg.

Direktur Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengatakan kenaikan beras terjadi karena musim paceklik dimana panen beras di sentra produksi sudah banyak berkurang.


Selain itu, pendistribusian bantuan pangan beras juga telah berakhir pada Juni lalu. Menurutnya, perubahan supplay and demand ini terut mempengaruhi harga beras di pasar beberapa hari terakhir ini. 

Baca Juga: Bapanas Tugaskan Bulog Serap Gabah 600.000 Ton Hingga Akhir Tahun

"Selama Juli awal mungkin bisa ditahan dengan stok beras bantuan pangan di Juni. Tapi pas minggu terakhir mereka (masyarakat) sudah mulai kembali ke pasar, demand naik tapi supplai tidak seimbang (karna paceklik)," urai Bayu dijumpai usai agenda  NFA Fun Run 5K di Plaza Timur Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (28/7). 

Meski begitu, Bayu memastikan harga beras akan berangsur membaik pada Agustus mendatang. Pasalnya, Bulog akan kembali mendistribusikan bantuan pangan beras tahap ketiga pada 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). 

Selain itu, optimalisasi penyaluran beras SPHP, beras komersial dan gerakan pangan murah terus dimasifkan. 

Bulog berharap pada musim paceklik ini tetap ada panen yang bisa diserap. 

"Faktor kenaikan itu banyak, dan faktor yang paling penting itu panen, apakah musim paceklik akan ada panen, dan berapa besaranya, itu kita tidak tahu," ungkapnya.  

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengklaim upaya peningkatan produksi padi dalam negeri terus dilakukan. 

Dalam musim paceklik ini, Kementerian Pertanian terus menggalakan pompanisasi untuk meningkatkan indeks pertanaman dari satu menjadi dua atau tiga kali dalam setahun. 

"Pompanisasi memungkinkan petani untuk menanam disepanjang musim," kata Amran dalam keteranganya Jum'at (5/7). 

Amran menyebut pompanisasi merupakan solusi cepat mengantisipasi ancaman iklim seperti kekeringan yang berpotensi besar menurunkan produksi pangan.

Baca Juga: Pengamat Menyebut Perlu Ada Transparansi Mekanisme Lelang Impor Beras

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati