JAKARTA. CEO Maskapai Lion Air, Rusdi Kirana, menuturkan perjuangan hidupnya ketika era reformasi 1998. Yang membuatnya terkenang adalah kesempatan yang lebar ketika memperlebar kiprahnya di dunia bisnis yang pada sebelumnya hanya dimiliki segelintir orang. "Reformasi membuat saya belajar, bagaimana mengambil peluang dari salesman mesin ketik dengan gaji Rp 75.000 per bulan, memulai bisnis agen travel pada masa Orde Baru menjadi akhirnya memiliki maskapai sendiri, ini sesuatu yang mengagumkan," kata Rusdi di Kantor PKB, Jakarta, Minggu (12/1). Rusdi menambahkan bahwa pada dasarnya reformasi membuka kesempatan yang tak terhingga. Bahkan memberinya akses kesempatan untuk mengembangkan bisnisnya.
Bos Lion Air mengaku belajar banyak dari reformasi
JAKARTA. CEO Maskapai Lion Air, Rusdi Kirana, menuturkan perjuangan hidupnya ketika era reformasi 1998. Yang membuatnya terkenang adalah kesempatan yang lebar ketika memperlebar kiprahnya di dunia bisnis yang pada sebelumnya hanya dimiliki segelintir orang. "Reformasi membuat saya belajar, bagaimana mengambil peluang dari salesman mesin ketik dengan gaji Rp 75.000 per bulan, memulai bisnis agen travel pada masa Orde Baru menjadi akhirnya memiliki maskapai sendiri, ini sesuatu yang mengagumkan," kata Rusdi di Kantor PKB, Jakarta, Minggu (12/1). Rusdi menambahkan bahwa pada dasarnya reformasi membuka kesempatan yang tak terhingga. Bahkan memberinya akses kesempatan untuk mengembangkan bisnisnya.