KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah sekitar delapan tahun, Direktur Utama PT Martina Berto Tbk (MBTO) Bryan David Emil Tilaar terjun berinvestasi di reksadana. Menurut bos produsen Sariayu itu, reksadana merupakan instrumen yang sesuai mengingat dirinya bukan tipe yang bisa mengawasi secara seksama portofolio yang dimiliki. Di samping itu, dia juga bukan tipe investor yang agresif. "Saya bukan investor yang sangat agresif walau tidak konservatif juga. Moderat saja sih," ungkap laki-laki yang kerap disapa Bryan ini kepada Kontan.co.id. Karakteristik itu menuntun Bryan memilih jenis instrumen reksadana yang cenderung berisiko rendah seperti reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana pasar uang. Ada juga reksadana saham, akan tetapi komposisinya lebih mini dibandingkan lainnya.
Bos Sariayu pilih berinvestasi di reksadana, apa pertimbangannya?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah sekitar delapan tahun, Direktur Utama PT Martina Berto Tbk (MBTO) Bryan David Emil Tilaar terjun berinvestasi di reksadana. Menurut bos produsen Sariayu itu, reksadana merupakan instrumen yang sesuai mengingat dirinya bukan tipe yang bisa mengawasi secara seksama portofolio yang dimiliki. Di samping itu, dia juga bukan tipe investor yang agresif. "Saya bukan investor yang sangat agresif walau tidak konservatif juga. Moderat saja sih," ungkap laki-laki yang kerap disapa Bryan ini kepada Kontan.co.id. Karakteristik itu menuntun Bryan memilih jenis instrumen reksadana yang cenderung berisiko rendah seperti reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana pasar uang. Ada juga reksadana saham, akan tetapi komposisinya lebih mini dibandingkan lainnya.