Bos Yamaha Motor Terluka Ditikam Putrinya Sendiri



KONTAN.CO.ID - Pada Senin (16/9/2024), Presiden Yamaha Motor Co. mengalami cedera lengan setelah putrinya yang sudah dewasa diduga menikamnya dengan pisau dapur di rumah mereka di Jepang bagian tengah.

Informasi mengejutkan ini dibagikan oleh pihak kepolisian setempat.

Mengutip Kyodo News, polisi akhirnya  menangkap Hana Hidaka atas dugaan percobaan pembunuhan terhadap ayahnya, Yoshihiro Hidaka, 61 tahun. 


Upaya pembunuhan dilakukan dengan cara menyerang Yoshihiro dengan menggunakan senjata pada sekitar pukul 3 pagi pada hari Senin di rumah di Iwata, Prefektur Shizuoka.

Sebelumnya, pihak kepolisian mendapatkan laporan dari putrinya yang berusia 33 tahun, yang memberi tahu mereka bahwa ayahnya memukulinya.

Polisi juga menambahkan, sang putri juga telah menelepon polisi sekitar pukul 5:30 sore hari sebelumnya.

Seorang pejabat perusahaan yang berpusat di Iwata yang memproduksi sepeda motor dan kendaraan lainnya mengatakan akan menahan diri untuk tidak mengomentari tuduhan tersebut karena ini adalah masalah pribadi yang sedang diselidiki.

Baca Juga: Penikaman Bos Yamaha, Yoshihiro Hidaka, Diduga Terkait KDRT

Melansir Kompas.com, Yoshihiro Hidaka telah menjabat sebagai Presiden Yamaha sejak 2018. 

Ia mulai bergabung dengan pabrikan motor asal Jepang ini pada 1978 dan menjadi Vice President of Yamaha Motor Corporation AS 32 tahun kemudian. 

Selanjutnya, Hidaka menduduki jabatan sebagai Executive General Manager of 3rd Business Unit pada 2013. 

Ia juga menjabat sebagai Executive Officer, Executive General Manager of 2nd Business Unit, Executive General Manager of 1st Business Unit, Executive General Manager of Corporate Planning & Finance Center, serta Senior Executive Officer and Director. 

Selain menjabat sebagai Presiden Yamaha, Yoshihiro juga kini menduduki posisi Outside Director of Yamaha Corporation.

Selanjutnya: Daftar Harga Mobil Listrik September 2024, Ada Diskon Rp 30 Juta

Menarik Dibaca: Promo Danamon Ada Cashback Rp 30.000 untuk CGV dan XXI

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie