Bosowa bangun pabrik di Kaltim senilai Rp 5,1 T



SAMARINDA. PT Semen Bosowa Berau berencana membangun pabrik semen di Desa Teluk Sulaiman, Kecamatan Biduk-Biduk Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Nilai investasinya diperkirakan mencapai Rp 5,1 triliun.

Rencana pembangunan tersebut sampaikan Direktur Investasi PT Semen Bosowa Berau Dahlan Alif saat melakukan presentasi di hadapan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak di Samarinda, Rabu (19/10).

Rencana Semen Bosowa Berau tersebut disambut baik Awang Faroek dan menilai investasi itu cukup prospektif karena daerah itu  masih kekurangan pasokan semen sekitar 1,7 juta ton per tahun.


"Kebutuhan semen selalu defisit 1,7 juta ton pertahun. Provinsi Kaltim belum bisa memenuhi kekurangan itu karena semen yang berasal dari sejumlah perusahaan seperti Bosowa, Gresik dan Semen Padang serta perusahaan semen lainnya masih belum mencukupi," kata Awang Faroek.

Apalagi, kata Awang Faroek, dengan adanya sejumlah kegiatan pekerjaan infrastruktur seperti jalan tol, jembatan, kereta api, pelabuhan dan kawasan industri, sehingga membutuhkan semen yang cukup besar.

"Karena itu, rencana pembangunan pabrik semen oleh PT Semen Bosowa Berau ini sangat perlu didukung. Kami akan berupaya membantu percepatan perizinan yang memang menjadi tanggung Pemprov Kaltim," ucapnya.

Terkait bahan baku semen, tidak ada permasalah, karena berdekatan dengan kawasan karst yang terdapat di Biduk-Biduk. "Karst itu ada yang dilindungi dan boleh dibudidayakan. Kalau yang dilindungi itu pasti tidak boleh," imbuh Awang Faroek.

Saat ini, perusahaan sudah melakukan kajian awal dan tentunya pihaknya akan menindaklanjuti sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. "Yang jelas, kami akan melihat bagaimana hasil studi kelayakan dan analisis dampak lingkungan terlebih dahulu. Kami berharap, pada 2017 sudah bisa dimulai pembangunannya," ujar Awang Faroek.

Sementara itu, Dahlan memaparkan, rencana pembangunan pabrik di Kabupaten Berau tersebut berada di areal yang memiliki luas lahan sekitar 5.000 hektare dengan status lahan merupakan hutan produksi, bekas areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan Area Penggunaan Lain (APL).

"Di lokasi tersebut, kami berencana membangun pabrik semen dengan kapasitas 2,5 juta ton per tahun," katanya.

Dengan kapasitas sebesar itu, selain untuk kebutuhan Kaltim juga bisa dikirim keluar seperti Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara dan Maluku Utara. "Bahkan, bisa diekspor keluar negeri, yakni ke Brunei Darussalam dan Philipina," kata Dahlan. (Amirullah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini