JAKARTA. JAKARTA. Setidaknya ada dua proyek besar yang bakal dikembangkan dan dioperasikan Bosowa Corporation di tahun ini dan tahun depan. Pertama, adalah pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) bijih nikel milik yang telah memasuki perancangan desain atau design engineering. Pembangunan smelter ini akan dikerjakan anak usaha Bosowa, PT Bosowa Metal Industri (BMI). Tak kurang investasi sebesar US$ 330 juta atau sekitar Rp 3,13 triliun harus disediakan Bosowa. Dana tersebut berasal dari pinjaman bank sebesar 70%, sedangkan sisanya sebesar 30% diambil dari kas perusahaan ini.Chief Executive Officer Bosowa Corporation, Erwin Aksa, mengungkapkan, pembangunan konstruksi smelter ditargetkan bakal dimulai semester II 2013. "Saat ini proyek smelter sudah masuk tahap design engineering. Mudah-mudahan semester II 2013, konstruksinya sudah berjalan," terang Erwin kepada KONTAN, Senin (17/12).Erwin mengungkapkan, pembangunan smelter nikel di Jeneponto tersebut memakan waktu sekitar 30 bulan. Jika konstruksi berjalan lancar, proyek akan rampung pada akhir 2015. Menurut Erwin, pembangunan smelter ini ditujukan untuk menggenjot pendapatan perusahaan untuk beberapa tahun ke depan. Selain itu, pembangunan smelter ini demi mematuhi aturan pemerintah yang melarang ekspor bijih mentah mineral pada 2014 mendatang. "Bahan bakunya akan diambil dari wilayah pertambangan milik Bosowa di Sulawesi Tenggara serta beberapa pertambangan perusahaan lain di Maluku dan Halmahera Selatan," kata dia.Saat ini, kata Erwin, Bosowa tengah melakukan penjajakan ke beberapa bank untuk mendapatkan dana proyek tersebut. Sayangnya, ia enggan menerangkan lebih lanjut bank mana saja yang disasar Bosowa.Untuk masalah pasokan listrik yang dibutuhkan smelter, juga sudah tersedia. Sebelumnya, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Nur Pamudji mengungkapkan, pihaknya telah menerima 10 proposal permintaan pasokan listrik smelter. Smelter yang akan dibangun ini di antaranya terletak di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan di Jawa Timur. Kebanyakan smelter tersebut untuk memproduksi feronikel. Saat ini sudah ada dua perusahaan yang telah menandatangani nota kesepahaman dengan PLN, yaitu PT Bosowa Metal Industri dan PT Modern Group. Kata Pamudji, pembangunan pembangkit untuk smelter tersebut akan membantu masyarakat sekitar pabrik karena akan ada tambahan pasokan listrik. Operasikan PLTU
Bosowa Bikin Smelter Semester II-2103
JAKARTA. JAKARTA. Setidaknya ada dua proyek besar yang bakal dikembangkan dan dioperasikan Bosowa Corporation di tahun ini dan tahun depan. Pertama, adalah pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) bijih nikel milik yang telah memasuki perancangan desain atau design engineering. Pembangunan smelter ini akan dikerjakan anak usaha Bosowa, PT Bosowa Metal Industri (BMI). Tak kurang investasi sebesar US$ 330 juta atau sekitar Rp 3,13 triliun harus disediakan Bosowa. Dana tersebut berasal dari pinjaman bank sebesar 70%, sedangkan sisanya sebesar 30% diambil dari kas perusahaan ini.Chief Executive Officer Bosowa Corporation, Erwin Aksa, mengungkapkan, pembangunan konstruksi smelter ditargetkan bakal dimulai semester II 2013. "Saat ini proyek smelter sudah masuk tahap design engineering. Mudah-mudahan semester II 2013, konstruksinya sudah berjalan," terang Erwin kepada KONTAN, Senin (17/12).Erwin mengungkapkan, pembangunan smelter nikel di Jeneponto tersebut memakan waktu sekitar 30 bulan. Jika konstruksi berjalan lancar, proyek akan rampung pada akhir 2015. Menurut Erwin, pembangunan smelter ini ditujukan untuk menggenjot pendapatan perusahaan untuk beberapa tahun ke depan. Selain itu, pembangunan smelter ini demi mematuhi aturan pemerintah yang melarang ekspor bijih mentah mineral pada 2014 mendatang. "Bahan bakunya akan diambil dari wilayah pertambangan milik Bosowa di Sulawesi Tenggara serta beberapa pertambangan perusahaan lain di Maluku dan Halmahera Selatan," kata dia.Saat ini, kata Erwin, Bosowa tengah melakukan penjajakan ke beberapa bank untuk mendapatkan dana proyek tersebut. Sayangnya, ia enggan menerangkan lebih lanjut bank mana saja yang disasar Bosowa.Untuk masalah pasokan listrik yang dibutuhkan smelter, juga sudah tersedia. Sebelumnya, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Nur Pamudji mengungkapkan, pihaknya telah menerima 10 proposal permintaan pasokan listrik smelter. Smelter yang akan dibangun ini di antaranya terletak di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan di Jawa Timur. Kebanyakan smelter tersebut untuk memproduksi feronikel. Saat ini sudah ada dua perusahaan yang telah menandatangani nota kesepahaman dengan PLN, yaitu PT Bosowa Metal Industri dan PT Modern Group. Kata Pamudji, pembangunan pembangkit untuk smelter tersebut akan membantu masyarakat sekitar pabrik karena akan ada tambahan pasokan listrik. Operasikan PLTU