BP Batam tawarkan kerjasama tujuh infrastruktur KEK Batam



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengusahaan (BP) Batam menggenjot perencanaan pembangunan infrastruktur untuk menunjang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batam. Dalam waktu dekat, BP Batam akan membuka penawaran ke swasta dalam mengembangkan infrastruktur di Batam dan pulau sekitarnya.

Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo menjelaskan ada tujuh wilayah yang akan dikembangkan BP Batam dalam jangka pendek. Daerah tersebut yakni Kota Air Batam Center, Kawasan Wisata Nongsa, Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Sauh, Kota Baru Telaga Punggur, Kawasan Tanjung Pinggir, Kawasan Tiban Utara/Nagoya 2, Pelabuhan Batu Ampar. Untuk itu, BP Batam akan membangun tujuh pengembangan infrastruktur.

Pertama, pengembangan Bandara Hang Nadim menjadi logistical airport city. Proyek ini ditawarkan melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan nilai investasi Rp 2,7 triliun. 


Rencananya, Bandara ini akan melayani aktivitas kebandarudaraan termasuk pengelolaan kargo. Selain itu akan dibangun kawasan komersial pada lahan seluas 40 hektare (ha). 

Diharapkan untuk menunjang aktivitas logistik, renovasi terminal 1 bisa dilakukan dalam kurun waktu satu tahun, serta pembangunan terminal 2 bisa terwujud dalam empat tahun sejak perjanjian KPBU. "Kami sedang market sounding,"ujar Lukita, Selasa (6/3).

Kedua, pengembangan Pelabuhan Batu Ampar yang terdiri dari dua tahap pembangunan dengan target kapasitas 2 juta TEUs. Proyek ini ditawarkan dengan nilai investasi Rp 2,16 triliun. 

Skema pendanaan akan dilakukan BP Batam dengan konsorsium PT. Pelindo I. Target konstruksi pada tahun 2019 dengan target tahun 2021.

Ketiga, pembangunan water treatment plan (WTP) Tembesi yang akan ditawarkan dengan KPBU dengan nilai investasi diperkirakan Rp 400 miliar. Rencananya, pada Maret 2018 akan dilakukan lelang proyek ini, serta pada awal tahun 2019 akan dilelang konsesi penyedia air minum.

Keempat, pengembangan Pelabuhan Tanjung Sauh yang akan ditawarkan dalam proses joint venture yang bertujuan untuk mengembangkan terminal kontainer dengan target kapasitas lebih dari 18 juta TEUs. Nilai investasi US$ 4 miliar, BP Batam menawarkan skema pendanaan proyek ini dengan APBN, KPBU dengan dukungan pemerintah atau murni swasta.

Kelima, Jembatan Batam-Bintan akan menjadi infrastruktur yang menggabungkan dua pulau Batam dan Bintan menjadi satu area yang terintegrasi. Skema pendanaan infrastruktur ini akan menggunakan APBN yang berasal dari pinjaman, atau KPBU dengan kompensasi tertentu bagi pihak swasta. 

Nilai investasi jembatan tersebut diestimasi Rp 13 triliun. Rencananya, pada tahun 2019 jembatan ini mulai dikonstruksi dengan target operasional di tahun 2023.

Keenam, pembangunan rumah susun (rusun) sebanyak 300 tower dengan estimasi nilai investasi Rp 7,2 triliun. BP Batam menilai pembangunan rusun diperlukan lantaran daya dukung lahan sudah terbatas.

"Untuk menuju pembangunan rumah susun yang layak dengan fasilitas yang memadai, kami dapat dukungan dari Kementerian PUPR untuk membangun rusun,"kata Lukita.

Ketujuh, pembangunan light rail transit (LRT) Batam yang akan menghubungkan Batam Centre ke Tanjung Uncang melalui Muka Kuning dan Batu Ampar ke Bandara Hang Nadim. Dengan nilai investasi Rp 12,9 triliun, BP Batam akan menawarkan skema pendanaan melalui KPBU. LRT ini ditargetkan untuk bisa konstruksi pada tahun 2023 dengan target operasi tahun 2025.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi