JAKARTA. Direktur Operasi Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Budi Idianto mengatakan, BP Indonesia sudah mengirimkan satu kargo Gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) dari Lapangan Tangguh, Papua, ke pembeli Korea. Pembeli itu adalah Posco Power. Kapasitas kiriman pertama itu mencapai 140.000 meter kubik. “Kapal sudah diberangkatkan hari Minggu (22/11). Perjalananannya kira-kira memakan waktu empat hari untuk sampai ke Korea,” ujar Budi, Senin (23/11). Pengiriman satu kargo LNG itu menggunakan kapal LNG Tangguh Towuti. LNG yang dikirim berasal dari produksi di Train 2 Tangguh yang saat ini sudah berproduksi. "Jumlah produksi LNG di train 2 lapangan Tangguh sekitar 650 meter kubik per jam," kata Budi.Sedangkan untuk train 1 kilang Tangguh, Budi menyatakan baru mulai operasi (start up). Ia menargetkan pertengahan bulan Desember, kilang train 1 sudah mulai beroeprasi secara optimal. "Mungkin dua minggu lagi akan beroperasi optimal,” kata Budi.Sekedar informasi, Kilang Tangguh memiliki kapasitas 7,6 juta ton per tahun. BP Indonesia, operator Lapangan Tangguh, sudah menandatangani kontrak penjualan dengan Fujian sebanyak 2,6 juta ton per tahun selama 25 tahun, Posco dan K-Power, Korea Selatan sebanyaj 1,15 juta ton per tahun selama 20 tahun, dan Sempra, Amerika Serikat sejumlah 3,6 juta ton per tahun selama 20 tahun.Awalnya BP Indonesia menargetkan tahun ini akan mengirimkan 56 kargo kepada para para pembeli itu. Namun, lantaran ada kerusakan pada kilang tersebut, membuat BP Indonesia merevisi rencana pengirimannya menjadi 16 kargo saja.Tahun depan, BP Migas menargetkan akan mengirimkan LNG Tangguh sebanyak 50 kargo. Dengan mulai berproduksinya kedua train tersebut, diharapkan target ekspor sebesar 50 kargo bisa terpenuhi.
BP Indonesia Mulai Kirim LNG Tangguh ke Korea
JAKARTA. Direktur Operasi Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Budi Idianto mengatakan, BP Indonesia sudah mengirimkan satu kargo Gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) dari Lapangan Tangguh, Papua, ke pembeli Korea. Pembeli itu adalah Posco Power. Kapasitas kiriman pertama itu mencapai 140.000 meter kubik. “Kapal sudah diberangkatkan hari Minggu (22/11). Perjalananannya kira-kira memakan waktu empat hari untuk sampai ke Korea,” ujar Budi, Senin (23/11). Pengiriman satu kargo LNG itu menggunakan kapal LNG Tangguh Towuti. LNG yang dikirim berasal dari produksi di Train 2 Tangguh yang saat ini sudah berproduksi. "Jumlah produksi LNG di train 2 lapangan Tangguh sekitar 650 meter kubik per jam," kata Budi.Sedangkan untuk train 1 kilang Tangguh, Budi menyatakan baru mulai operasi (start up). Ia menargetkan pertengahan bulan Desember, kilang train 1 sudah mulai beroeprasi secara optimal. "Mungkin dua minggu lagi akan beroperasi optimal,” kata Budi.Sekedar informasi, Kilang Tangguh memiliki kapasitas 7,6 juta ton per tahun. BP Indonesia, operator Lapangan Tangguh, sudah menandatangani kontrak penjualan dengan Fujian sebanyak 2,6 juta ton per tahun selama 25 tahun, Posco dan K-Power, Korea Selatan sebanyaj 1,15 juta ton per tahun selama 20 tahun, dan Sempra, Amerika Serikat sejumlah 3,6 juta ton per tahun selama 20 tahun.Awalnya BP Indonesia menargetkan tahun ini akan mengirimkan 56 kargo kepada para para pembeli itu. Namun, lantaran ada kerusakan pada kilang tersebut, membuat BP Indonesia merevisi rencana pengirimannya menjadi 16 kargo saja.Tahun depan, BP Migas menargetkan akan mengirimkan LNG Tangguh sebanyak 50 kargo. Dengan mulai berproduksinya kedua train tersebut, diharapkan target ekspor sebesar 50 kargo bisa terpenuhi.