BP Jamsostek Cetak Kinerja Positif Dana dan Hasil Investasi di 2023, Ini Target 2024



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek membukukan pertumbuhan dana investasi dan hasil investasi sepanjang tahun 2023. Perusahaan pelat merah tersebut juga sudah menyiapkan strategi untuk membidik pertumbuhan di tahun 2024.

BP Jamsostek mencatat dana investasi tumbuh sebesar 12,95% year on year (YoY) menjadi Rp 708,98 triliun di 2023, dibandingkan tahun 2022 Rp 627,69 triliun. Di tahun 2024, dana investasi perusahaan ditargetkan tembus di angka Rp 812,66 triliun.

Adapun hasil investasi BP Jamsostek juga tumbuh sebesar 17% yoy menjadi Rp 47,07 triliun di 2023, dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp 40,23 triliun. Di tahun ini, hasil investasi BP Jamsostek ditargetkan mencapai Rp 55,28.


Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan, Edwin Ridwan mengatakan instrumen surat utang atau obligasi masih menjadi instrumen dengan alokasi penempatan terbesar yaitu Rp 513,4 triliun atau 72,22% dari total dana investasi. Rinciannya, 93,3% Surat Utang Negara (SUN) dan 1,4% surat utang korporasi.

Baca Juga: BP Jamsostek Bidik Jumlah Peserta Aktif 53,86 Juta pada 2024, Begini Strateginya

“Instrumen tersebut menghasilkan Rp 36,08 triliun atau berkontribusi sebesar 76,4% dari total hasil investasi di tahun 2023 dengan YOI (Yeild of Investment) setara 7,54%,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (12/2).

Edwin mengungkapkan, pihaknya Ketenagakerjaan senantiasa antisipatif dan dinamis dalam mengelola portofolio, namun tetap mengacu pada ketersediaan dana dan hasil yang memadai untuk memenuhi liabilitas baik jangka pendek maupun jangka panjang (liability driven portfolio management).

Menurutnya, risk management dilakukan berkesinambungan sebagai bagian dari manajemen portofolio. Selain itu pengelolaan investasi dilakukan secara aktif dan dinamis menyesuaikan proporsi alokasi aset investasi seperti saham, reksadana, surat utang, dan deposito sesuai perkembangan kondisi ekonomi terkini dengan memperhatikan kondisi likuiditas, solvabilitas, optimasi hasil investasi, prinsip kehati-hatian, dan tata kelola yang baik.

“Melihat kondisi masih tingginya tingkat suku bunga global pada awal tahun 2024, serta belum pulihnya permintaan ekonomi dunia, dan proses transisi politik di dalam negeri, maka strategi investasi 2024 masih difokuskan pada penempatan instrument fixed income yang bersifat jangka panjang, sebagian lainnya jangka pendek,” terangnya.

Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Racik Strategi Lanjutkan Pertumbuhan Kinerja pada Tahun Ini

Lebih lanjut, Edwin menambahkan, untuk pasar saham diperkiraan akan positif di semester II 2024 seiring dengan tren penurunan tingkat suku bunga global, oleh karena itu untuk memanfaatkan momentum tersebut, strategi investasi di tahun 2024 juga difokuskan pada menambah alokasi di instrumen saham yang memiliki potensi return yang lebih tinggi dengan level fundamental yang baik serta memiliki tingkat valuasi yang menarik (attractive valuation).

“Strategi penempatan investasi tersebut dilakukan dengan tetap menjaga likuiditas, solvabilitas program, tingkat imbal hasil yang optimal, serta dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang terukur dan efektif,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari