KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BPJS Ketenagakerjaan alias BPJamsostek berencana memangkas investasi pada saham dan reksadana untuk menekan defisit program jaminan hari tua (JHT) yang membuat lembaga ini mencatatkan risiko unrealized loss atau kerugian secara buku. "Instrumen saham dan reksadana memiliki risiko pasar yang menyebabkan timbulnya unrealized loss, di mana sejak Januari 2018 sampai dengan saat ini kondisi IHSG selalu berada pada level yang lebih rendah," kata Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR, Selasa (30/3). Hal ini terlihat dari asset matching liabilities (Alma) JHT tidak mencapai 100% karena kondisi pasar modal fluktuatif sehingga mempengaruhi investasi saham dan reksadana. Terlebih, investasi pada kedua instrumen tersebut cukup besar yaitu 23,8% dari total portofolio.
BP Jamsostek segera pangkas investasi saham dan reksadana, ini alasannya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BPJS Ketenagakerjaan alias BPJamsostek berencana memangkas investasi pada saham dan reksadana untuk menekan defisit program jaminan hari tua (JHT) yang membuat lembaga ini mencatatkan risiko unrealized loss atau kerugian secara buku. "Instrumen saham dan reksadana memiliki risiko pasar yang menyebabkan timbulnya unrealized loss, di mana sejak Januari 2018 sampai dengan saat ini kondisi IHSG selalu berada pada level yang lebih rendah," kata Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR, Selasa (30/3). Hal ini terlihat dari asset matching liabilities (Alma) JHT tidak mencapai 100% karena kondisi pasar modal fluktuatif sehingga mempengaruhi investasi saham dan reksadana. Terlebih, investasi pada kedua instrumen tersebut cukup besar yaitu 23,8% dari total portofolio.