JAKARTA. Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) telah mengajukan formula harga jual liquefied natural gas (LNG) Blok Senoro. Kepala BP Migas Raden Priyono menjelaskan harga jual LNG Senoro akan ditentukan berdasarkan formula yang mengacu pada Japanese Crude Cocktail (JCC). Harga jualnya ditetapkan berdasarkan persentase patokan harga minyak atau istilahnya slope. "Harganya akan ditentukan menggunakan dua slope, yaitu 6,7% untuk harga minyak di bawah US$ 45 per barel dan 12% untuk harga minyak di atas US$ 45 per barel," kata Priyono, Rabu (11/2). Jadi, kalau saat ini LNG dari Blok Senoro sudah dijual ke pembeli, maka harga yang di dapat oleh Badan Operasi Bersama PT Pertamina (Persero) dan Medco E&P Tomori adalah US$ 2,68 per MMBTU karena harga minyak saat ini berkutat di angka US$ 40 per barel. "Slope yang relatif tinggi tersebut merupakan kompensasi dari tidak adanya floor price. Jadi kalau harga minyak meningkat, harga gas juga meningkat tanpa dibatasi ceiling price," jelas Priyono. Priyono memperkirakan harga minyak dunia ke depan akan berada di atas US$ 70 per barel. Mengingat kebutuhan untuk menunjang ketersediaan pasokan minyak dunia akan meningkat. "Atas dasar perhitungan tersebut, BP Migas berpendapat formula harga Senoro dapat memberi keuntungan besar untuk negara. Selain itu, dalam perjanjian jual beli juga mencantumkan klausul peninjauan harga kalau harga minyak dibawa US$ 70 per barel," tukasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BP Migas Ajukan Formula Harga Jual LNG Senoro
JAKARTA. Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) telah mengajukan formula harga jual liquefied natural gas (LNG) Blok Senoro. Kepala BP Migas Raden Priyono menjelaskan harga jual LNG Senoro akan ditentukan berdasarkan formula yang mengacu pada Japanese Crude Cocktail (JCC). Harga jualnya ditetapkan berdasarkan persentase patokan harga minyak atau istilahnya slope. "Harganya akan ditentukan menggunakan dua slope, yaitu 6,7% untuk harga minyak di bawah US$ 45 per barel dan 12% untuk harga minyak di atas US$ 45 per barel," kata Priyono, Rabu (11/2). Jadi, kalau saat ini LNG dari Blok Senoro sudah dijual ke pembeli, maka harga yang di dapat oleh Badan Operasi Bersama PT Pertamina (Persero) dan Medco E&P Tomori adalah US$ 2,68 per MMBTU karena harga minyak saat ini berkutat di angka US$ 40 per barel. "Slope yang relatif tinggi tersebut merupakan kompensasi dari tidak adanya floor price. Jadi kalau harga minyak meningkat, harga gas juga meningkat tanpa dibatasi ceiling price," jelas Priyono. Priyono memperkirakan harga minyak dunia ke depan akan berada di atas US$ 70 per barel. Mengingat kebutuhan untuk menunjang ketersediaan pasokan minyak dunia akan meningkat. "Atas dasar perhitungan tersebut, BP Migas berpendapat formula harga Senoro dapat memberi keuntungan besar untuk negara. Selain itu, dalam perjanjian jual beli juga mencantumkan klausul peninjauan harga kalau harga minyak dibawa US$ 70 per barel," tukasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News