BP Migas bubar, ada kaitan dengan 2014?



JAKARTA. R. Priyono, Ketua Badan Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) masih tetap heran terhadap keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membubarkan BP Migas. Dia juga belum paham terhadap datangnya tekanan yang datang dari ormas Islam terkait pembubaran BP Migas. Tapi ia menduga semua ini ada kaitannya dengan Pemilu tahun 2014, karena kalau melihat kinerja BP Migas sepertinya tidak ada masalah. "Silakan saja jika ada institusi negara mengatakan BP Migas dibubarkan. Tapi saya kira rakyat memperhatikan, rakyat tidak akan lengah. Ada apa ini sebenarnya? Tidak ada angin, tidak hujan. Apa ini arah ke 2014? Kita tidak usah terlalu pintar untuk menebak-nebak ini apa sih," ujar Priyono saat jumpa pers di kantornya, Selasa (13/11). "Ada WTP (wajar tanpa pengecualian) dari BPK, di DPR kita dikatakan baik, target revenue selalu tercapai. Kalaupun lifting tidak tercapai, kita malah bisa saving. Katakanlah dengan 900 ribu barel per hari kita diminta menyetor USD 33 miliar. Turun misalkan 850 ribu barel tapi kita bisa setor USD 34 miliar. Pilih mana," ujar Priyono. Priyono juga bilang perubahan apa pun yang nantinya ada di BP Migas jangan merugikan karyawan. Karena menurut dia karyawan BP Migas selama ini sudah bekerja profesional sebagai pengawas kontraktor-kontraktor asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.