BP Migas: Kontrak Tangguh Sebaiknya Melalui Swap



JAKARTA. Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menyarankan BP Indonesia untuk memenuhi kontrak penjualan gas alam cair kilang Tangguh yang sedang rusak kepada pembelinya melalui pasar spot.Deputi Operasi dan Pemasaran BP Migas Budi Indianto menjelaskan, saat ini membeli dari pasar spot jauh lebih mudah ketimbang menggantikan opsi swap dengan kilang Bontang, Kalimantan Timur."Lebih enak menjadwal ulang pengiriman, dengan BP mencari kargo di pasar spot. Sebab, Amerika Serikat sedang turun demand-nya. Jadi sebisa mungkin BP menegosiasikan dengan pembelinya," kata Budi, Rabu (30/9).Namun, menurut Budi, jika BP memilih untuk swap dari Bontang, opsi tersebut bisa dilakukan. Sebab, kontrak penjualan gas alam cair Bontang dengan pembelinya lebih fleksibel. "Kontraknya Bontang kan terbuka, kalau pembeli Bontang belum bisa ambil, bisa dilarikan ke sana," ujarnya.Hanya saja, Budi mengingatkan, sebaiknya pembelian gas alam cair dari Bontang tersebut tidak mengganggu jadwal konversi ke elpiji yang sudah diamanatkan BP Migas.

Seperti diketahui, tahun ini Bontang sudah ditugaskan untuk memproduksi elpiji sebanyak 400.000 MT, dimana 240.000 MT dialokasikan untuk pasar domestik dan semuanya sudah diserap Pertamina.

Sementara 160.000 MT sisanya dialokasikan untuk diekspor. "Kalau produksi elpiji kan sudah di schedule. Seandainya dialihkan padalah Pertamina sudah mengandalkan, ya bisa repot," jelasnya.Budi berharap, pada pertengahan Oktober kilang Tangguh train 2 harus sudah beroperasi mengingat siklus produksi yang berhubungan dengan train 1 sudah dimulai saat itu.


Ketika dikonfirmasi mengenai opsi membeli dari pasar spot tersebut, Ngurah Kresnawan, Vice Communcation and External Affair BP Indonesia enggan berkomentar. "Masih harus saya cek ke marketing dulu," elaknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan