BP Migas mencari pembeli LNG Masela



JAKARTA. Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) akan segera mencari pembeli liquefied natural gas atau akrab disebut LNG dari Blok Masela. Kilang LNG yang dibangun Inpex Masela Ltd ini diharapkan beroperasi 2018 nanti.

Sementara itu, pencarian pembeli dilakukan setelah menunggu tender desain perencanaan rinci (FEED) selesai. "Posisi sampai saat ini, FEED hampir selesai karena resminya belum sampai ke BP Migas, setelah itu segera melakukan pencarian pembeli dengan harga pantas," ujar Rudi, Selasa (29/5).

Setelah menyelesaikan FEED, sambil mencari pembeli gas, Inpex secara pararel melakukan penuntasan sertifikasi cadangan atau disebut kegiatan subsurface. Kemudian, Inpex juga mulai mempersiapkan tender untuk berbagai kegiatan. Selanjutnya, FEED direncanakan selesai satu tahun, sehingga konstruksi bisa dimulai 2013.


Penyelesaian FEED diperkirakan memakan waktu sekitar 1,5 tahun -2 tahun. Kemudian, akan dilanjutkan dengan tahap rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procuremen, and construction) selama 3 tahun hingga 4 tahun.

Takanori Naito, Head of Geology, Subsurface development Inpex Corporation bilang, Masela akan memproduksi 2,5 juta ton per tahun dan kondensat 8.400 barel per hari (bph). Penyelesaian FEED untuk LNG Masela ditargetkan selesai Mei 2012.

"Persetujuan rencana pengembangan (Plan Of Development/PoD) sudah didapatkan pada Desember 2010. Sekarang berusaha menyelesaikan proses FEED-nya," ujar Takanori singkat.

Proyek Masela merupakan eksploitasi gas lepas pantai di Laut Arafura, Maluku dengan kedalaman lebih dari 600 meter di bawah permukaan laut, sekaligus pembangunan kilang LNG terapung pertama di Indonesia.

Alasan Inpex mengembangkan kilang LNG terapung disesuaikan dengan kondisi. Salah satunya adalah lokasinya berada di laut arafuru, daerah sulit (remote area). Selain itu juga, dengan terminal kilang terapung lebih murah karena tidak membutuhkan dana akuisisi lahan.

"FLNG (Floating LNG) karena cocok dengan kondisi laut dan capexnya lebih murah ketimbang dari LNG plant di darat," ujar Adolf Hidayat, Senior Mechanical Engineer, FLNG Department, Inpex Corporation.

Proyek ini diperkirakan membutuhkan biaya investasi hingga US$ 19 miliar. Lapangan gas yang berlokasi di Laut Arafura ini diperkirakan memiliki cadangan gas sebesar 6,05 triliun kaki kubik (TCF).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri