JAKARTA. BP Migas meminta harga gas yang dibeli Perusahaan Gas Negara (PGN) dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) senilai US$ 6 per MMBTU.Kepala BP Migas Priyono mengungkapkan, masih banyak kontrak kerja sama pembelian gas antara PGN dan KKKS yang di bawah harga keekonomian. "Cukup banyak yang harganya masih dibawah US$ 2, terutama gas-gas yang dari Sumatera Selatan," ujarnya di Jakarta, Selasa (20/9).Menurut Priyono, BP Migas sudah mengajukan surat resmi ke PGN untuk menegosiasi ulang harga pembelian gas. Harga ideal sesuai dengan harga pasar berada di atas US$ 5 per MMBTU. Namun, BP Migas tidak menetapkan target waktu penyelesaian negosiasi ini. "Negosiasi kan dua belah pihak," imbuhnya.Namun, BP Migas yakin negosiasi dengan PGN ini bisa mencapai kesepakatan, apalagi mengacu pada keberhasilan negosiasi dengan pihak asing seperti Petronas. Kepala Divisi Humas, security, dan Formalitas BP Migas Gde Pradyana menambahkan, BP Migas sudah menegosiasi harga gas dengan Petronas, yaitu gas yang dibeli dari Blok Natuna Barat.Soal harga dengan Petronas ini, Gde masih enggan mengungkapkan. "Namun, sudah sesuai dengan harga keenomian. Yang jelas di atas US$ 6, kami inginnya begitu," tukasnya.Lanjutnya, apabila sudah sesuai dengan harga keenomian, maka dapat menaikan posisi tawar Indonesia berhadapan dengan pembeli dari luar negeri. Selain itu, revisi harga ini juga dapat meningkatankan penerimaan negara dari sektor gas.Manajer humas PT Pertamina EP Agus Amperianto menyebut, Pertamina meminta agar harga gas yang dibeli PGN berada di atas kisaran US$ 5 per MMBTU. "Saat ini harganya US$ 2,5 sampai US$ 3,5, per MMBTU.Kata Agus, total gas yang dibeli PGN sekitar 20% dari produksi gas Pertamina EP, yaitu sekitar 1.050 mmsfd per hari.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BP Migas minta harga jual gas ke PGN senilai US$ 6 per MMBTU
JAKARTA. BP Migas meminta harga gas yang dibeli Perusahaan Gas Negara (PGN) dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) senilai US$ 6 per MMBTU.Kepala BP Migas Priyono mengungkapkan, masih banyak kontrak kerja sama pembelian gas antara PGN dan KKKS yang di bawah harga keekonomian. "Cukup banyak yang harganya masih dibawah US$ 2, terutama gas-gas yang dari Sumatera Selatan," ujarnya di Jakarta, Selasa (20/9).Menurut Priyono, BP Migas sudah mengajukan surat resmi ke PGN untuk menegosiasi ulang harga pembelian gas. Harga ideal sesuai dengan harga pasar berada di atas US$ 5 per MMBTU. Namun, BP Migas tidak menetapkan target waktu penyelesaian negosiasi ini. "Negosiasi kan dua belah pihak," imbuhnya.Namun, BP Migas yakin negosiasi dengan PGN ini bisa mencapai kesepakatan, apalagi mengacu pada keberhasilan negosiasi dengan pihak asing seperti Petronas. Kepala Divisi Humas, security, dan Formalitas BP Migas Gde Pradyana menambahkan, BP Migas sudah menegosiasi harga gas dengan Petronas, yaitu gas yang dibeli dari Blok Natuna Barat.Soal harga dengan Petronas ini, Gde masih enggan mengungkapkan. "Namun, sudah sesuai dengan harga keenomian. Yang jelas di atas US$ 6, kami inginnya begitu," tukasnya.Lanjutnya, apabila sudah sesuai dengan harga keenomian, maka dapat menaikan posisi tawar Indonesia berhadapan dengan pembeli dari luar negeri. Selain itu, revisi harga ini juga dapat meningkatankan penerimaan negara dari sektor gas.Manajer humas PT Pertamina EP Agus Amperianto menyebut, Pertamina meminta agar harga gas yang dibeli PGN berada di atas kisaran US$ 5 per MMBTU. "Saat ini harganya US$ 2,5 sampai US$ 3,5, per MMBTU.Kata Agus, total gas yang dibeli PGN sekitar 20% dari produksi gas Pertamina EP, yaitu sekitar 1.050 mmsfd per hari.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News