BP Migas Minta Pertamina Buka Lapangan Gas Tidur



JAKARTA. Kepala Badan Pelaksana Hulu (BP Migas), R. Priyono meminta kepada PT Pertamina (Persero) untuk membuka lapangan-lapangan gas yang tidur. Desakan tersebut terkait dengan kesangggupan PT PLN (Persero) untuk membeli gas dari lapangan migas milik Pertamina dengan harga US$ 9 per mmscfd. Kesanggupan PLN membeli dengan harga US$ 9 per mmscfd dinilai menjadi peluang bisnis untuk kembali menghidupkan lapangan gas yang tidur. Sebab, harga penawaran tersebut dinilai sudah cukup memenuhi nilai keekonomian harga gas di dalam negeri. "US$ 9 itu harga keekonomian," ujar Priyono, Jumat (12/2). Priyono menyebutkan, batas harga gas yang keekonomian adalah US$ 7. Jika produsen gas menjual di bawah harga tersebut maka produsen gas bisa rugi. "Dengan harga yang bagus maka lapangan marginal akan dibuka. Kalau di bawah US$ 7, mereka akan rugi," ujar Priyono. BP Migas tidak dapat memaksa kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) jika tidak mau menjual gas lantaran harga yang terlalu rendah. "Bukannya KKKS rakus tapi kalau di bawah US$7 IRR-nya tidak masuk," lanjut dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Test Test