BP Migas minta produksi Chevron capai 350.000 bph



JAKARTA. Guna menggenjot produksi minyak nasional mencapai target, Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) mengharapkan produksi minyak PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) melebihi target yang disepakati pada Work Program & Budget (WP&B) 2012. Chevron adalah penyumbang terbesar untuk produksi minyak nasional. Jika produksi Chevron meningkat, produksi minyak nasional juga akan terdongkrak naik.

Berdasarkan data WP & B, target produksi minyak CPI mencapai 330.000 barel per hari (bph) pada 2012. BP Migas berharap produksi minyak CPI bisa mencapai 350.000 bph. Ini berarti ada kenaikan sekitar 10% dari target semula.

“Chevron merupakan tulang punggung industri migas nasional di mana CPI mewakili 40% dari total produksi migas negara ini. Jika batuk sedikit saja besar sekali dampaknya terhadap produksi nasional,” ujar Deputi Evaluasi dan Pertimbangan Hukum BPMIGAS, Lambok Hutauruk.


Sesuai target WP & B, Tahun 2012 Chevron akan melakukan pemboran sumur sebanyak 380 yang terdiri atas 375 sumur pengembangan dan 5 sumur eksplorasi dengan jumlah kontribusi produksi sebesar 11.200 BPH. Sementara kerja sumur ulang (Workover) sebanyak 212 dengan jumlah tambahan produksi diperkirakan sebesar 4.200 bph.

Tahun lalu, kinerja produksi Chevron turun akibat kebocoran pipa TGI. Meski kebocoran pipa. Meski pipa bocor terjadi sejak Oktober 2010, tetapi pada tahun lalu, Chevron masih kesulitan untuk menaikkan produksi minyak dan pulih hingga 100%. Setelah kejadian pipa TGI, kejadian kedua yang relatif cukup besar adalah terbakarnya Kapal Lentera Bangsa milik CNOOC pada bulan September 2011 di mana production loss mencapai 18.000 bph.

Deputi Pengendalian Operasi BP Migas, Rudi Rubiandini juga mengharapkan produksi Chevron bisa kembali seperti semula. Menurut Rudi, tahun lalu, Chveron termasuk kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang berutang produksi minyak kepada negara. "Tiga perusahaan KKKS terbesar yang tidak mencapai target adalah Chevron sebesar 8.000 bph," tutur Rudi. Dengan demikian, pada tahun ini, BP Migas ingin supaya Chveron kembali pulih produksinya.

Menurut Rudi, tahun 2012 ini, Chevron harus bekerja keras untuk menaikkan produksi minyak. Selain masih ada dampak dari kebocoran pipa TGI, potensi penurunan minyak Chveron karena adanya usia lapangan yang sudah tua. Sehingga laju penurunan produksi yang semakin tajam. Chevron harus mampu menekan laju penurunan alamiah sebesar 8%. Untuk menjaga laju penurunan produksi ini dijaga agar tetap stabil dengan kata lain penurunan yang terjadi tidak terlalu tajam, Rudi melanjutkan beberapa hal yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan work over dan EOR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: