BP Migas Pesimistis Target Produksi Minyak Bisa Tercapai



JAKARTA. Kendati tahun ini baru berjalan empat bulan, ternyata Badan Pengelola Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) pesimistis produksi atawa lifting minyak mentah Indonesia bisa sesuai target sebanyak 965.000 barel per hari (bph). Ramalan BP Migas, produksi minyak paling banyak cuma 917.000 bph.Kalaupun bisa mencapai target, perlu usaha luar biasa meraihnya dan peluangnya pun kecil. "Ini sudah kami sampaikan ke pemerintah," ujar Kepala BP Migas R. Priyono dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi Energi (VII) DPR, Senin (19/4). Priyono menyatakan, Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) hanya menyanggupi lifting di 2010 sebanyak 894.000 bph. Namun, BP Migas mencoba mengoptimalkan produksi untuk menurunkan laju penurunan produksi supaya produksi minyak mentah bisa 917.000 bph. BP Migas hanya menahan laju penurunan produksi minyak dari 12%-20% menjadi 3% saja. Caranya adalah dengan menggunakan beragam teknologi pengeboran, seperti infill drilling, work over, dan enhance oil recovery (EOR).Untuk itu, Priyono mengusulkan agar target produksi minyak dalam Rancangan APBN Perubahan (RAPBN-P) 2010 ditetapkan dalam bentuk kisaran untuk menjaga penerimaan negara. "Di kisaran 917.000 hingga 965.000 bph saja," sarannya.Direktur Eksekutif Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto berpandangan, penurunan target lifting dari 965.000 bph menjadi 917.000 bph menyebabkan negara mengalami potensial lost yang besar. "Dengan asumsi harga minyak US$ 80 per barel, potensi kehilangan pendapatan negara sekitar Rp 12,5 triliun," tukas Pri Agung.Data BP Migas menunjukkan, lima KKKS besar akan menggunakan skenario optimistis untuk menggenjot produksi minyak sebanyak 917.000 bph. Yaitu, PT Chevron Pacific Indonesia yang akan menyumbang llifting sebesar 351.730 bph, PT Pertamina EP 121.680 bph, Total Indonesie EP 88.370 bph, ConocoPhillips Blok B (Natuna) 51.330 bph, serta CNOOC SES 39.930 bph.Adapun skenario pesimistis dengan produksi 965.000 bph adalah Chevron Pasific berkontribusi sebanyak 370.000 bph, Pertamina EP 128.000 bph, Total Indonesie 92.960 bph, ConocoPhillips Blok B 54.000 bph, dan CNOOC SES 42.000 bph.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi