JAKARTA. Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas bumi (BP Migas) menargetkan produksi minyak di Blok West Madura pada semester II-2011 harus mencapai 40.000 barel per hari (bph), Tujuannya ialah untuk mencapai target rata-rata produksi tahun ini yang sebesar 29.000 bph. “Saat ini, produksi di West Madura masih sekitar 13.000 bph hingga 14.000 bph. Padahal target produksi minyak tahun ini mencapai 29.000 bph,” ujar Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas BP Migas Gde Pradnyana, Senin (4/4). Seperti diketahui, kontrak Blok West Madura sedianya berakhir pada Mei mendatang. Kontrak kerja sama Blok West Madura pertama kali ditandatangani pada 7 Mei 1981 dengan porsi kepemilikan saham Pertamina 50%, Kodeco 25% dan CNOOC 25%. Saat ini, yang menjadi operator blok adalah Kodeco. Namun, Pertamina telah menawarkan diri kepada pemerintah agar dijadikan sebagai pemegang saham mayoritas di blok tersebut. Bahkan, Pertamina meminta pemerintah mengeluarkan mandat pengalihan operatorship sampai ada kepastian perpanjangan kontrak Blok West Madura. “Kodeco ini sulit mau investasi karena belum jelas diperpanjang atau tidak. Kalau mau memperpanjang pada bulan Mei, maka Kodeco harus investasi di Juni atau Juli untuk mencapai target sebesar itu,” kata Gde. Sementara itu, PT Pertamina menyatakan kesiapannya untuk mengelola Blok West Madura tersebut. Dengan diberikannya pengelolaan operator kepada Pertamina, pihaknya berjanji bakal menjaga produksi minyak nasional. Pertamina bakal mempertahankan laju produksi supaya tidak anjlok. Sebab, ketika kepemilikan operator oleh Kodeco, produksi minyak West Madura terus melorot. Pertamina menjanjikan mampu mencapai target rata-rata produksi tahun ini mencapai 29.000 bph.
BP Migas targetkan produksi West Madura mencapai 40.000 bph
JAKARTA. Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas bumi (BP Migas) menargetkan produksi minyak di Blok West Madura pada semester II-2011 harus mencapai 40.000 barel per hari (bph), Tujuannya ialah untuk mencapai target rata-rata produksi tahun ini yang sebesar 29.000 bph. “Saat ini, produksi di West Madura masih sekitar 13.000 bph hingga 14.000 bph. Padahal target produksi minyak tahun ini mencapai 29.000 bph,” ujar Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas BP Migas Gde Pradnyana, Senin (4/4). Seperti diketahui, kontrak Blok West Madura sedianya berakhir pada Mei mendatang. Kontrak kerja sama Blok West Madura pertama kali ditandatangani pada 7 Mei 1981 dengan porsi kepemilikan saham Pertamina 50%, Kodeco 25% dan CNOOC 25%. Saat ini, yang menjadi operator blok adalah Kodeco. Namun, Pertamina telah menawarkan diri kepada pemerintah agar dijadikan sebagai pemegang saham mayoritas di blok tersebut. Bahkan, Pertamina meminta pemerintah mengeluarkan mandat pengalihan operatorship sampai ada kepastian perpanjangan kontrak Blok West Madura. “Kodeco ini sulit mau investasi karena belum jelas diperpanjang atau tidak. Kalau mau memperpanjang pada bulan Mei, maka Kodeco harus investasi di Juni atau Juli untuk mencapai target sebesar itu,” kata Gde. Sementara itu, PT Pertamina menyatakan kesiapannya untuk mengelola Blok West Madura tersebut. Dengan diberikannya pengelolaan operator kepada Pertamina, pihaknya berjanji bakal menjaga produksi minyak nasional. Pertamina bakal mempertahankan laju produksi supaya tidak anjlok. Sebab, ketika kepemilikan operator oleh Kodeco, produksi minyak West Madura terus melorot. Pertamina menjanjikan mampu mencapai target rata-rata produksi tahun ini mencapai 29.000 bph.