JAKARTA. Proyek pengembangan gas alam cair atawa Liquid Natural Gas (LNG) Tangguh Train-3 di Teluk Buntuni, Papua Barat yang menelan investasi US$ 12 miliar menemui babak baru. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegian Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menjanjikan analisis dampak lingkungan (Amdal) segera terbit. SKK Migas juga akan menambah bagi hasil produksi migas untuk pemerintah daerah lebih besar mulai tahun ini. Rudi Rubiandini, Kepala SKK Migas bilang, pihaknya telah memperoleh kesepakatan dengan British Petroleum (BP) Berau Ltd, selaku operator LNG Train-3. "Pemda akan memperoleh pendapatan yang besar, Insya Allah mulai tahun ini. Hitung-hitungan bagi hasilnya juga hampir selesai," kata dia, akhir pekan lalu. Seperti diketahui, pemda setempat menolak memberikan izin Amdal pembangunan LNG Tangguh Train-3. Pasalnya, mereka tidak puas akan dana bagi hasil yang diperoleh dari penjualan gas dari Train-1 dan Train-2.
BP setuju dana bagi hasil dari Tangguh lebih besar
JAKARTA. Proyek pengembangan gas alam cair atawa Liquid Natural Gas (LNG) Tangguh Train-3 di Teluk Buntuni, Papua Barat yang menelan investasi US$ 12 miliar menemui babak baru. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegian Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menjanjikan analisis dampak lingkungan (Amdal) segera terbit. SKK Migas juga akan menambah bagi hasil produksi migas untuk pemerintah daerah lebih besar mulai tahun ini. Rudi Rubiandini, Kepala SKK Migas bilang, pihaknya telah memperoleh kesepakatan dengan British Petroleum (BP) Berau Ltd, selaku operator LNG Train-3. "Pemda akan memperoleh pendapatan yang besar, Insya Allah mulai tahun ini. Hitung-hitungan bagi hasilnya juga hampir selesai," kata dia, akhir pekan lalu. Seperti diketahui, pemda setempat menolak memberikan izin Amdal pembangunan LNG Tangguh Train-3. Pasalnya, mereka tidak puas akan dana bagi hasil yang diperoleh dari penjualan gas dari Train-1 dan Train-2.