KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahan migas asal Inggris, British Petroleum (bp) mewakili para mitra kontrak kerja sama (KKKS) Tangguh mengumumkan keputusan investasi akhir atas proyek Tangguh Ubadari, CCUS, dan
Compression (UCC) senilai US$ 7 miliar atau setara Rp 111,3 triliun. Proyek Tangguh berpotensi menghasilkan sekitar 3 triliun kaki kubik sumber daya gas tambahan di Indonesia untuk membantu pemenuhan kebutuhan energi Asia yang terus meningkat. Pengumuman ini disampaikan oleh Murray Auchincloss,
chief executive officer bp, dalam acara yang dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, di London pada tanggal 21 November. Investasi signifikan ini menunjukkan keyakinan bp dan para mitranya terhadap iklim investasi Indonesia serta komitmen untuk memperkuat kegiatan bisnis mereka di tanah air.
Proyek UCC, yang mencakup pengembangan lapangan gas Ubadari, peningkatan perolehan gas (EGR) melalui penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCUS), serta kompresi di darat, memperluas dan memanfaatkan infrastruktur yang telah ada di fasilitas Tangguh LNG di Papua Barat, Indonesia. Produksi di lapangan Ubadari diperkirakan akan dimulai pada tahun 2028.
Baca Juga: Bertemu Prabowo, Raja Migas Inggris BP Umumkan Investasi Rp 111,3 Triliun di Tangguh CEO bp Murray Auchincloss mengatakan proyek ini tidak hanya menghasilkan sumber daya gas yang luar biasa, tetapi juga menjadi proyek pertama di Indonesia yang memanfaatkan CCUS untuk memaksimalkan perolehan gas. "bp telah beroperasi di Indonesia selama lebih dari lima puluh lima tahun, dan hubungan yang erat dengan para mitra memungkinkan kami membawa pengalaman teknis yang mendalam untuk mendukung pengembangan inovatif ini," kata Murray dalam keterangan resmi, Jumat (22/11). "Kami sangat menghargai kerja sama yang terus menerus dari Pemerintah Indonesia dan para mitra dan kami berharap dapat terus berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan energi yang terus meningkat di kawasan ini," tambah dia. Untuk diketahui, Tangguh CCUS bertujuan menjadi proyek CCUS pertama yang dikembangkan dalam skala besar di Indonesia, dengan potensi untuk melakukan sekuestrasi sekitar 15 juta ton CO2 dari emisi Tangguh pada fase awal. Proyek UCC ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN) oleh Pemerintah Indonesia dan merupakan kelanjutan dari pengembangan Tangguh, setelah penambahan train LNG ketiga yang mulai beroperasi pada tahun 2023 dan meningkatkan total kapasitas likuifaksi LNG menjadi 11,4 juta ton per tahun. Investasi ini memenuhi tingkat pengembalian minimum bp dan sepenuhnya sejalan dengan kerangka finansial bp, mencerminkan fokus bp pada pertambahan nilai dan pengembalian investasi.
Baca Juga: Aturan Penghambat Lifting Migas Harus Dipangkas untuk Capai Swasembada Energi Tangguh berada pada posisi yang strategis untuk mengakses pasar regional bernilai tinggi, dan investasi ini menunjukkan komitmen bp untuk senantiasa memenuhi kebutuhan energi Indonesia dan kawasan sekitarnya. Sebagai informasi tambahan, proyek UCC mencakup perpanjangan durasi pasokan gas ke Tangguh LNG melalui pengembangan lapangan Ubadari, dengan potensi mengurangi emisi operasional Tangguh LNG melalui sekuestrasi CO2. Setelah beroperasi, Tangguh EGR/CCUS akan memiliki tiga sumur injeksi, satu pla?orm injeksi lepas pantai, satu pipa CO2 lepas pantai, serta fasilitas darat untuk pemisahan, pengolahan, dan kompresi CO2. Tangguh melakukan pengembangan tenaga kerja lokal, dengan 99% tenaga kerja operasionalnya merupakan warga negara Indonesia, termasuk 70% di antaranya berasal dari Tanah Papua. Tangguh juga berkomitmen untuk mencapai target 85% tenaga kerja asal Tanah Papua pada tahun 2029. bp merupakan operator Tangguh LNG, betindak mewakili para mitra kontrak kerja sama Tangguh. bp mengoperasikan Tangguh dengan partisipasi sebesar 40,22%, bersama mitra-mitranya yaitu MI Berau B.V. (16,30%), CNOOC Muturi Limited (13,90%), Nippon Oil Exploration (Berau), Ltd. (12,23%), KG Berau Petroleum Ltd (8,56%), KG Wiriagar Petroleum Ltd (1,44%), dan Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc. (7,35%). Rencana pengembangan (
plan of development/POD) untuk Proyek Tangguh UCC telah disetujui oleh Pemerintah Indonesia pada Agustus 2021.
Baca Juga: Menilik Keefektifan Pengelolaan Sumur Tua Migas oleh Koperasi Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati