KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7
days reverse repo rate (7DRRR) memberikan dampak terhadap penurunan margin bunga bersih perbankan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam statistik perbankan Indonesia (SPI) memperlihatkan, NIM per Juli 2018 susut ke level 5,12% dari posisi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 5,35% atau turun 23 basis poin (bps). Bila dirinci berdasarkan jenis banknya, Bank Pembangunan Daerah (BPD) juga mencatatkan penurunan NIM cukup dalam. Per Juli 2018 OJK mencatat NIM BPD ada di level 6,2%.
Meski lebih tinggi dibandingkan rata-rata secara industri, jumlah tersebut menurun 35 bps dari posisi Juli 2017. Walau demikian, posisi NIM BPD pada bulan Juli tahun ini tercatat paling tinggi dibandingkan periode bulan sebelumnya di tahun 2018. PT BPD Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) mengamini kalau NIM saat ini trennya terus mengalami penurunan. Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha menjelaskan posisi Agustus 2018 NIM perseroan ada di level 6,45%. NIM perseroan ini menurun sebanyak 43 basis poin bila dibandingkan dengan posisi pada periode Agustus 2017 lalu. "Posisi NIM sedikit tergerus terkait dengan kenaikan Fed Fund Rate dan otomatis bunga deposito," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (24/9). Lanjut Ferdian, tren NIM yang menyusut ini akan diprediksi akan terus berlanjut sampai penghujung tahun. Bank berkode saham BJTM pun memasang target NIM konservatif di kisaran 6,35%. Sama seperti bank pada umumnya, ketika NIM mengalami penurunan akibat suku bunga yang meningkat. Bank Jatim juga akan meningkatkan efisiensi, sambil mendorong porsi dana murah perseroan. Hal ini salah satunya dilakukan agar biaya dana alias cost of fund (cof) Bank Jatim stabil di bawah 3,5% sepanjang tahun ini. Tak hanya Bank Jatim saja, PT BPD Sumatera Utara (Bank Sumut) juga merasakan penurunan NIM. Hanya saja, Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Siregar mengungkapkan sejalan dengan peningkatan kredit dan efisiensi yang dilakukan, NIM Bank Sumut ikut mengalami perbaikan. Syahdan menjelaskan, per kuartal I 2018 lalu NIM perseroan ini ada di level 7,28%. Posisi ini tak bertahan lama, pada kuartal berikutnya NIM Bank Sumut turun ke level 6,94%. Namun, pada bulan Juli 2018 kembali meningkat menjadi 7%. Pihaknya menjelaskan, data terakhir menggambarkan posisi NIM Bank Sumut terus beranjak naik. Per Agustus 2018 NIM sudah kembali terjaga di level 7,01%. Melihat tren perbaikan tersebut, bank milik Pemerintah Provinsi Sumatera Utara ini meyakini NIM pada akhir tahun akan melesat ke posisi 7,89%. Namun untuk saat ini, Bank Sumut mengakui kalau tren NIM saat ini memang menurun.
"Berdasarkan rencana bisnis bank (RBB). NIM Bank Sumut tahun ini diproyeksi naik dengan target 7,89%. Lebih tinggi dari NIM tahun lalu 7,44%," ujarnya. Untuk menjaga rasio profitabilitas, beberapa strategi yang dilakukan oleh perseroan ini antara lain dengan menurunkan biaya dana. Di samping itu, pihaknya juga akan meningkatkan realisasi kredit berkualitas. "Kami juga akan meningkatkan fee based income dan mengendalikan kredit bermasalah (NPL/non performing loan)," sambungnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Narita Indrastiti