BPD belum akan garap branchless banking



JAKARTA. Bank Pembangunan Daerah (BPD) pun ingin memberi pelayanan yang setara dengan bank umum nasional. Beberapa BPD telah menyatakan minatnya menggarap branchless banking. Meski begitu, pelaksanaannya belum dapat berjalan di tahun ini.

PT Bank DKI merupakan salah satu BPD yang ingin masuk ke bisnis branchless banking tersebut. Namun Bank DKI menyatakan tak akan menjalankan layanan tersebut di tahun ini. "Tidak bisa tahun ini. Terlebih kami belum memasukkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB)," sebut Direktur Pemasaran Bank DKI, Mulyatno Wibowo, kepada KONTAN, Rabu, (14/8).

Ia bilang bahwa Bank DKI masih menunggu regulasi dari Bank Indonesia (BI) terkait branchless banking. Saat ini, BI masih menjalani uji coba branchless banking dengan 5 bank yakni PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN), PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA), dan PT Bank Sinar Harapan Bali. Rencananya, uji coba tersebut akan usai di bulan November.


Saat ini, Bank DKI telah merencanakan pengadaan beberapa hal untuk menyambut pelaksanaan branchless banking-nya. Persiapan pengadaan tersebut yakni payment gateway, virtual act, payment Electronic Data Capture (EDC), dan mobile banking.

Bank DKI pun tengah mengkaji penjajakan dengan perusahaan telekomunikasi. Mulyatno mengaku, sudah banyak perusahaan telko yang memberi respons positif untuk menjalin kerja sama dengan pihaknya.

Bisnis branchless banking membutuhkan prasarana dan infrastruktur teknologi informasi yang memadai. Mulyatno menyadari bahwa Bank DKI perlu merogoh investasi yang cukup besar. Hanya saya, ia belum mau bilang berapa estimasi investasi yang pihaknya perlukan.

Mulyatno menyatakan, Bank DKI berminat untuk masuk ke branchless banking karena hal tersebut dapat mengurangi biaya overhead tiap transaksi. "Kita juga menyadari itu menjadi suatu keharusan untuk membuat BPD lebih kompetitif bersaing dengan bank nasional yang lebih maju dari sisi teknologi informasi," pungkasnya.

Banyak yang belum siap

PT Bank Jawa Timur Tbk. (BJTM) pun menyatakan bahwa pihaknya belum siap untuk menjalani branchless banking tahun ini. Bank ini masih memilih untuk terus mengoptimalkan dan menambah jaringan-jaringan yang ada.

“Untuk saat ini (branchless banking) belum. Karena kita masih mengoptimalkan jaringan yang ada dan akan menambah jaringan. Di daerah yang memiliki prospek, nasabah masih lebih suka dilayani oleh petugas Bank Jatim sehingga keberadaan jaringan baru masih penting," kata Manajer Investor Relation Bank Jatim, Ferdian Satyagraha, pada KONTAN, Rabu, (14/8).

Ia menyebut, beberapa daerah prospektif bagi pihaknya yakni Banyuwangi, Bojonegoro, Sidoarjo, Surabaya, Gresik, dan Malang. Bank Jatim melihat pertumbuhan ekonomi dan aktivitas perdagangan di daerah-daerah tersebut sangatlah tinggi.

Dalam waktu dekat ini, Bank Jatim baru akan berusaha mengembangkan beberapa layanan transaksi elektroniknya. “Kami akan melakukan penambahan 130 Anjungan Tunai Mandiri (ATM), lalu mobile banking dan internet banking tahun ini. Untuk SMS banking fiturnya akan kita tambah," katanya.

Pada Senin, (12/8), Deputi Gubernur BI Ronald Waas menyatakan bahwa beberapa BPD berminat melakukan branchless banking. Sebagian besar BPD yang telah menyatakan keinginannya tersebut merupakan bank-bank yang berasal dari Pulau Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: