JAKARTA. Kata mufakat belum tercapai di bank pembangunan daerah (BPD) terkait keinginan Bank Indonesia (BI) menurunkan margin bunga bersih atawa net interest margin (NIM). Posisi NIM BPD di bulan Juli 2010 nongkrong di level 8,95%. Menurut Direktur Utama Bank Jawa Timur (Jatim) Muljanto, NIM merupakan urusan masing-masing bank, terkait penentuan pricing kredit. Artinya, bank yang ingin ekspansif dan shareholder-nya ingin memperoleh dividen tinggi, akan mematok target kredit tinggi. "Tapi jangan lupa, kalau pasar memang masih bisa menerima," ujar Muljanto kepada KONTAN, Jumat (17/9). Sedangkan Direktur Utama Bank Papua Eddy R. Simulingga mengaku, setuju dengan keinginan BI menurunkan NIM. Apalagi, sejatinya, BPD memiliki pendanaan berbunga rendah. Maklum, mayoritas dananya adalah giro pemerintah daerah (Pemda). "Jadi NIM yang tinggi karena BPD ikut bunga kredit pasar. Aneh kalau rata-rata bunga kredit di pasar masih di atas 13%, tapi BPD harus memberi bunga 10% ," jelas Eddy.
BPD belum sepakat tekan NIM
JAKARTA. Kata mufakat belum tercapai di bank pembangunan daerah (BPD) terkait keinginan Bank Indonesia (BI) menurunkan margin bunga bersih atawa net interest margin (NIM). Posisi NIM BPD di bulan Juli 2010 nongkrong di level 8,95%. Menurut Direktur Utama Bank Jawa Timur (Jatim) Muljanto, NIM merupakan urusan masing-masing bank, terkait penentuan pricing kredit. Artinya, bank yang ingin ekspansif dan shareholder-nya ingin memperoleh dividen tinggi, akan mematok target kredit tinggi. "Tapi jangan lupa, kalau pasar memang masih bisa menerima," ujar Muljanto kepada KONTAN, Jumat (17/9). Sedangkan Direktur Utama Bank Papua Eddy R. Simulingga mengaku, setuju dengan keinginan BI menurunkan NIM. Apalagi, sejatinya, BPD memiliki pendanaan berbunga rendah. Maklum, mayoritas dananya adalah giro pemerintah daerah (Pemda). "Jadi NIM yang tinggi karena BPD ikut bunga kredit pasar. Aneh kalau rata-rata bunga kredit di pasar masih di atas 13%, tapi BPD harus memberi bunga 10% ," jelas Eddy.