JAKARTA. Untuk mengatasi keterbatasan jangkauan, bank pembangunan daerah (BPD) kian gencar menjalin kerjasama dengan bank perkreditan rakyat (BPR) untuk menyalurkan kredit. Maklum, masih banyak masyarakat di daerah yang belum terjangkau layanan BPD secara langsung. Hadi Sukrianto, Direktur Utama Bank Jawa Timur (Jatim), mengatakan kerjasama linkage program dengan BPR sangat penting. Dengan kerjasama itu, BPD memberikan peran kepada BPR untuk menyalurkan fasilitas pembiayaan kepada masyarakat. Bank Jatim telah menjalin kerjasama denga 70 BPR dari total 300 BPR yang ada di Provinsi Jawa Timu. Kerjasama tersebut menjadi strategi Bank Jatim untuk menjangkau seluruh kecamatan di Jatim. Maklum, Bank Jatim baru memiliki 41 kantor cabang. Padahal, ada 600 kecamatan di Jatim. "Peluang linkage program terus berkembang," kata Hadi.
Namun, kerjasama saja tampaknya tak cukup bagi Bank Jatim. Bank milik Pemerintah Provinsi Jatim ini berencana mengakuisisi BPR. Namun, Hadi enggan menceritakan rencana akuisisi tersebut. Yang jelas, rencana akuisisi BPR akan dimasukkan dalam rencana bisnis bank (RBB) tahun 2014. "Akuisisi belum akan dilakukan dalam waktu dekat," kata Hadi. Bank DKI juga menjalankan strategi program linkage untuk menyalurkan kredit. Memang, jumlah BPR yang diajak bekerjasama oleh Bank DKI terbilang sedikit. Mulyatno Wibowo, Direktur Pemasaran Bank DKI, mengatakan Bank DKI telah bekerjasama dengan lima BPR konvensional dan dua BPR syariah. Mulyatno menambahkan, Bank DKI ingin terus menambah jumlah kerjasama dengan BPR untuk memperluas jangkauan. Hingga saat ini, Bank DKI tidak memiliki anak usaha BPR. Meski begitu, Bank DKI belum memiliki rencana mengakuisisi BPR. "Kami lebih memilih bekerjasama saja," kata Mulyatno.