KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah meningkatkan plafon kredit usaha rakyat (KUR) untuk tahun 2022. Hal tersebut turut meningkatkan kuota penyaluran KUR yang dilakukan oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD). PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) misalnya, mendapatkan kuota KUR sebesar Rp 1,6 triliun di tahun ini. Nilai itu meningkat dari realisasi tahun lalu yang hanya Rp 1,4 triliun. "Sebagian besar penyaluran tahun lalu, kami lakukan pada sektor perdagangan dan pertanian. Potensinya juga masih sangat besar, sehingga permintaan bisa meningkat dari tahun ke tahun," kata Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi, Selasa (15/2).
Berbagai strategi dipersiapkan Bank BJB untuk capai target tahun ini. Salah satunya, melakukan penetrasi kepada pelaku UMKM yang mayoritas berasal dari Jawa Barat dan Banten. Tercatat pelaku UMKM di Jawa Barat mencapai 5 juta dan Banten sebanyak 1 juta. Di sisi lain, Bank DKI baru saja resmi menjadi penyalur KUR di tahun 2022. Perbankan tersebut mendapatkan plafon KUR senilai Rp 1 triliun, yang akan disalurkan kepada pelaku UMKM di wilayah DKI Jakarta.
Baca Juga: Jangkau Lebih Banyak Nasabah, BRI Andalkan Transformasi Digital Direktur Kredit UMK dan Usaha Syariah Bank DKI Babay Parid Wazdi mengungkapkan, bahwa perusahaan berkomitmen penuh untuk menyalurkan KUR sesuai dengan aturan dan pedoman yang ada. Berbekal pengalaman penyaluran KUR di tahun 2013-2014, pihaknya optimistis penyaluran KUR tahun ini akan jauh lebih baik. Bank DKI juga telah melakukan asesmen dan memetakan dengan cermat siapa saja yang akan menjadi calon penerima KUR. "UMKM yang ada di PT Pasar Jaya atau sekitarnya sangat potensial diberikan dukungan akses KUR ini," terang Babay. Dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, Bank Jateng juga aktif mendorong kegiatan usaha produktif, terutama bagi pelaku UMKM. Tahun lalu Bank Jateng berhasil salurkan KUR Rp 4,51 triliun, atau naik 70,45% yoy. "Keberhasilan penyaluran KUR tersebut didukung dengan keberadaan 94 unit layanan mikro (ULM) yang tersebar di seluruh Jawa Tengah," kata Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno. Perusahaan juga mendapatkan kepercayaan pemerintah melalui Penempatan Uang Negara (PUN) sebesar Rp 2 triliun, yang telah disalurkan kepada lebih dari 45.104 nasabah dengan total outstanding lebih dari Rp 7,01 triliun. Bahkan hasil kajian atas penyaluran kredit tersebut menunjukkan bahwa perubahan kegiatan investasi dan konsumsi yang berasal dari kredit Bank Jateng tersebut telah menghasilkan dampak ekonomi sebesar 7,9 kali, sehingga mempercepat kegiatan pemulihan ekonomi nasional.
Untuk membantu permodalan, Bank Jateng juga telah meluncurkan layanan Kredit Lapak yang menyasar para perempuan pedagang pasar tradisional. Cicilan kredit yang ringan dan tanpa jaminan itu, diharapkan bisa ikut menggerakkan roda perekonomian Jawa Tengah. Sementara, bagi pelaku UMKM pemula (startup), Bank Jateng telah menyalurkan KMJ Milenial dengan bunga rendah dan syarat yang mudah. Sampai akhir 2021, perusahaan telah menyalurkan KMJ Milenial kepada 258 debitur senilai Rp 5,3 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari