BPD hanya raih cuan tipis di tahun 2018 lalu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sepanjang 2018, Bank Pembangunan Daerah (BPD) masih mencatatkan pertumbuhan laba bersih namun tipis. Tahun lalu, 27 BPD di Indonesia mencatat laba bersih Rp 13,09 triliun. Tumbuh 5,38% (yoy) dibandingkan 2017 dengan laba senilai Rp 12,42 triliun.

Beberapa BPD yang telah melaporkan kinerjanya sepanjang 2018 pun punya catatan bervariasi. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) misalnya membukukan laba Rp 1,26 triliun, masih tumbuh 8,71% (yoy) dibanding laba 2017 senilai Rp 1,15 triliun.

Pertumbuhan laba ini sendiri ditopang dari pertumbuhan kredit perseroan pada 2018 yang mencapai Rp 33,89 triliun. Tumbuh 6,74% (yoy) dibandingkan 2017 senilai Rp 31,75 triliun. Di sisi lain, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perseroan juga tumbuh signifikan menjadi Rp 50,91 triliun dengan pertumbuhan 27,78% (yoy) dibandingkan 2017 senilai Rp 39,84 triliun.


“Untuk tahun ini minimal kami mematok target pertumbuhan laba sebesar 7,5% (yoy),” kata Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyanugraha kepada Kontan.co.id.

Adapula PT Bank Pembangunan Jawa Tengah yang juga masih membukukan laba, meski single digit. Sepanjang 2018 lalu perseroan berhasil mendapat laba Rp 1,24 triliun, tumbuh 4,83 % (yoy) dibandingkan 2017 senilai Rp 1,19 triliun.

Laba tersebut sendiri ditopang dari pertumbuhan kredit perseroan mencapai 7,14% (yoy) menjadi Rp 43,13 triliun dibandingkan penyaluran 2017 senilai Rp 40,25 triliun. Sedangkan dari segi pemupukan DPK, Bank Jateng meraih pertumbuhan tipis sebesar 2,02% (yoy) menjadi Rp 42,80 triliun dibandingkan 2017 senilai Rp 41,95 triliun.

Direktur Direktur Bisnis Ritel dan Unit Usaha Syariah Bank Jateng Hanawijaya bilang untuk meningkatkan cuan perseroan, tahun ini Bank Jateng akan lebih meningkatkan penyaluran kredit di sektor produktif, ditambah penguatan Current Account and Saving Account (CASA) alias dana murah.

“Sepanjang 2018 portofolio kredit produktif kami masih sebesar 37,66% atau sebesar Rp 17,28 triliun dari total penyaluran. Tahun ini kami menargetkan komposisinya bias mencapai 43,29% dari total kredit,” katanya.

Nah pertumbuhan laba paling signifikan terjad pada PT Bank DKI Jakarta. Hingga akhir 2018 lalu, perseroan berhasil membukukan laba Rp 800,3 miliar atau meningkat 12,4% (yoy) dibandingkan 2017 senilai Rp 712,2 miliar.

Signifikannya pertumbuhan laba perseroan terutama ditopang dari penyaluran kredit yang tumbuh 27,9% (yoy) menjadi Rp 34,7 triliun di sisi lain DPK yang dihimpun perseroan justru melempem tahun lalu, anjlok -2,71% (yoy) menjadi Rp 37,29 triliun dibandingkan 2017 senilai Rp 38,33 triliun.

Di sisi lain, adapula BPD yang justru mengalami kerugian. PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) jadi contoh. Sepanjang 2018 lalu perseroan mencetak rugi bersih senilai Rp 100,13 miliar. Lebih besar 31,26% (yoy) dibandingkan rugi pada 2017 senilai Rp 76,25 miliar.

Padahal, kredit maupun DPK perseroan sejatinya tumbuh. Kredit Bank Banten tumbuh 7,99% (yoy) menjadi Rp 5,51 triliun dibandingkan 2017 senilai Rp 5,10 triliun. Sedangkan DPK perseroan juga turut tumbuh 19,84% (yoy) menjadi Rp 6,65 triliun pada 2018 dibandingkan 2017 senilai Rp 5,55 triliun.

“Kami kekurangan modal, sehingga masih kesulitan melakukan ekspansi,” kata Direktur Utama Bank Banten Fahmi bagus Mahesa usai RUPST di Serang, Senin (25/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi