BPD masih menghindari kredit komoditas & tambang



Jakarta. Beberapa bank pembangunan daerah (BPD) berusaha menjaga kinerja ditengah masih lesunya petumbuhan ekonomi di beberapa daerah. Beberapa daerah tercatat memang terdampak penurunan harga komoditas dan tambang sehingga mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan melakukan pengawasan terhadap penyaluran kredit bank daerah di sektor terkait komoditas dan batubara. Menurut Deputi Komisioner Pengawasan Bank II Otoritas Jasa Keuangan, Boedi Armanto, engan masih lesunya pertumbuhan ekonomi bank daerah diharapkan BPD mengurangi eksposure ke kredit terkait komoditas dan tambang.

“Namun memang secara industri, eksposure perbankan ke sektor komoditas dan pertambangan ini masih kecil yaitu 2,8% dari total kredit,” ujar Boedi kepada KONTAN, Rabu (12/10.


Beberapa BPD merasakan betul dampak melemahnya pertumbuhan ekonomi di beberapa daerah terhadap memburuknya kualitas kredit. Bank Kalsel misalnya, pada September 2016 tercatat rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) berada diangka 3,9% atau turun 188 bps yoy.

Kepala Divisi Perencanaan & Strategi Bank Kalsel Fauzan Noor penurunan NPL salah satunya disebabkan karena bank telah membentuk task force di sektor pembiyaaan.

Untuk menjaga NPL dan mengurangi eksposure ke kredit terkait pertambangan dan komoditas, Bank Kalsel ke depannya akan masuk ke sektor yang masih dianggap aman yaitu telekomunikasi.

BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung mengaku ke depannya akan lebih selektif dalam menyalurkan kredit ke sektor komoditas. Hal ini dilakukan seiring dengan harga komoditas yang belum beranjak naik dan adanya perlambatan ekonomi di beberapa daerah.

Muhammad Adil, Direktur Utama Bank Sumsel Babel mengatakan untuk sektor komoditas, bank banyak bermain di sawit dan karet. Hal ini karena kedua sektor ini merupakan komoditas unggulan di provinsi Sumsel Babel.

“Saat ini, BPD Sumsel Babel telah menyalurkan kredit kepada petani sawit dan karet sebesar Rp 485 miliar dengan NPL 4,25%,” ujar Adil kepada KONTAN, Selasa (11/10).

Ke depannya seiring dengan masih belum membaiknya ekonomi, BankSumsel Babel akan mengurangi penyaluran kredit ke komoditas terutama karet. Sedangkan untuk komoditas sawit, bank masih melihat apakah ada potensi dan apakah komoditas ini masih menguntungkan.

Sampai Juli 2016, berdasarkan data OJK, tercatat NPL BPD berada diangka 3,9% atau turun 27bps yoy. Sedangkan dari sisi kredit bank daerah tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 8,9% yoy menjadi Rp 344,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto