JAKARTA. Ketua Umum Asosiasi Bank Daerah (Asbanda) Kresno Sediarsi menilai hingga saat ini likuiditas Bank Pembangunan Daerah (BPD) masih sangat bergantung pada dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Saat ini ketergantungan BPD terhadap penempatan dana Pemerintah Daerah (Pemda) masih terbilang tinggi yakni mencapai 70% secara rata-rata. Kondisi ini menyebabkan perbankan daerah rentan mengalami pengetatan likuiditas ketika Pemda sedang musim menarik dana. "Misalnya, pembayaran gaji PNS (Pegawai Negeri Sipil) setiap tanggal 1 harus cair sementara dana dari Pemda belum masuk ke BPD. Alhasil likuditas BPD menjadi ketat," ujarnya, Rabu (3/5). Selain itu, Kresno yang juga menjadi Direktur Utama PT Bank DKI Jakarta ini mengatakan jadwal penyaluran dana daerah dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH) cenderung tidak teratur sehingga mempengaruhi cash flow BPD.
BPD masih sangat bergantung dari dana Pemda
JAKARTA. Ketua Umum Asosiasi Bank Daerah (Asbanda) Kresno Sediarsi menilai hingga saat ini likuiditas Bank Pembangunan Daerah (BPD) masih sangat bergantung pada dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Saat ini ketergantungan BPD terhadap penempatan dana Pemerintah Daerah (Pemda) masih terbilang tinggi yakni mencapai 70% secara rata-rata. Kondisi ini menyebabkan perbankan daerah rentan mengalami pengetatan likuiditas ketika Pemda sedang musim menarik dana. "Misalnya, pembayaran gaji PNS (Pegawai Negeri Sipil) setiap tanggal 1 harus cair sementara dana dari Pemda belum masuk ke BPD. Alhasil likuditas BPD menjadi ketat," ujarnya, Rabu (3/5). Selain itu, Kresno yang juga menjadi Direktur Utama PT Bank DKI Jakarta ini mengatakan jadwal penyaluran dana daerah dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH) cenderung tidak teratur sehingga mempengaruhi cash flow BPD.