JAKARTA. Masalah permodalan menjadi masalah klasik yang membuat peran Bank Pembangunan Daerah (BPD) dalam pembangunan daerah kurang maksimal. Maklum, selama ini modal BPD sangat tergantung kepada pemerintah daerah (Pemda). Jika ingin meambah modal, rencana tersebut harus tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). "Terkadang yang bikin sulit adalah para anggota legislatif. Mereka berpikir, untuk apa menambah modal bank jika ada proyek yang lebih penting," jelas Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Winny Erwindia Hassan, akhir pekan lalu. Oleh karena itu, Asbanda meminta dukungan Bank Indonesia (BI) agar membuat kebijakan baru yang bisa mempermudah peningkatan modal BPD. "Yang sedang kami pikirkan, bagaimana agar penambahan modal lebih sederhana dan Pemda serta para anggota DPRD lebih memahami pentingnya modal BPD," jelas dia.
BPD minta dukungan BI soal modal
JAKARTA. Masalah permodalan menjadi masalah klasik yang membuat peran Bank Pembangunan Daerah (BPD) dalam pembangunan daerah kurang maksimal. Maklum, selama ini modal BPD sangat tergantung kepada pemerintah daerah (Pemda). Jika ingin meambah modal, rencana tersebut harus tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). "Terkadang yang bikin sulit adalah para anggota legislatif. Mereka berpikir, untuk apa menambah modal bank jika ada proyek yang lebih penting," jelas Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Winny Erwindia Hassan, akhir pekan lalu. Oleh karena itu, Asbanda meminta dukungan Bank Indonesia (BI) agar membuat kebijakan baru yang bisa mempermudah peningkatan modal BPD. "Yang sedang kami pikirkan, bagaimana agar penambahan modal lebih sederhana dan Pemda serta para anggota DPRD lebih memahami pentingnya modal BPD," jelas dia.