JAKARTA. Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) kelapa sawit menargetkan perolehan dana pungutan ekspor crude palm oil (CPO Fund) tahun ini senilai Rp 10,3 triliun. Traget tersebut lebih rendah dari realisasi pungutan CPO tahun 2016 yang tembus Rp 11,7 triliun atau melebihi target sebesar Rp 11 triliun. Target pungutan tahun ini lebih rendah, karena BPDP memprediksi harga CPO tahun ini mulai turun, lantaran produksi minyak kelapa sawit kembali normal pascaturun tahun lalu akibat El Nino. Dari proyeksi perolehan dana sawit Rp 10,3 triliun, BPDP juga masih memiliki saldo kewajiban dan cadangan dana yang tersisa pada tahun 2016 sebesar Rp 5,7 triliun. Jadi, di akhir tahun 2017, BPDP dapat memiliki total pendapatan dan tambahan dana cadangan sebesar Rp 16 triliun.
BPDB proyeksikan CPO fund 2017 Rp 10,3 triliun
JAKARTA. Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) kelapa sawit menargetkan perolehan dana pungutan ekspor crude palm oil (CPO Fund) tahun ini senilai Rp 10,3 triliun. Traget tersebut lebih rendah dari realisasi pungutan CPO tahun 2016 yang tembus Rp 11,7 triliun atau melebihi target sebesar Rp 11 triliun. Target pungutan tahun ini lebih rendah, karena BPDP memprediksi harga CPO tahun ini mulai turun, lantaran produksi minyak kelapa sawit kembali normal pascaturun tahun lalu akibat El Nino. Dari proyeksi perolehan dana sawit Rp 10,3 triliun, BPDP juga masih memiliki saldo kewajiban dan cadangan dana yang tersisa pada tahun 2016 sebesar Rp 5,7 triliun. Jadi, di akhir tahun 2017, BPDP dapat memiliki total pendapatan dan tambahan dana cadangan sebesar Rp 16 triliun.