KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Tahun ini Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit menargetkan akan mendapat pungutan ekspor sawit sebesar Rp 11 triliun. Ketua Dewan Pengawas Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS) Rusman Heriawan, mengatakan, target tersebut meningkat dibandingkan target yang ditetapkan tahun sebelumnya. “Tahun lalu target pungutan hanya Rp 10 triliun, tetapi akhirnya lebih dari target,” ujar Rusman, Selasa (13/2).
Tahun ini ekspor minyak sawit dan turunannya memang diperkirakan akan meningkat, namun Rusman mengatakan tidak semua produk sawit yang diekspor memiliki pungutan. Terlebih, ekspor
Crude Palm Oil (CPO) akan semakin kecil. Rusman menjelaskan, di tahun 2017 pungutan ekspor sawit mencapai Rp 14,28 triliun, sementara jasa pengelolaan dana baik dalam bentuk deposito dan bentuk lainnya mencapai Rp 505 miliar. “Tahun lalu rata-rata pungutan ekspor per bulan tidak ada yang tidak di atas 1 triliun per bulan,” tambah Rusman. Rusman menambahkan, tahun lalu total ekspor CPO dan turunannya mencapai 37,3 juta ton. Dari total tersebut, ekspor CPO menyumbang 5,7 juta ton. Meski tidak besar, namun dia bilang kontribusi dari CPO untuk pungutan ekspor paling besar. Lebih lanjut dia mengatakan, pasar ekspor produk sawit Indonesia adalah India di mana tahun lalu mengekspor sebesar 7,6 juta ton. India pun menyumbang US$ 5,15 miliar. Di urutan kedua adalah China dengan tonase 4,01 juta ton, dan Pakistan dengan jumlah ekspor 2,3 juta ton. Sementara itu, dana tersebut digunakan untuk kompensasi pemanfaatan biodiesel B20, peremajaan kebun sawit petani, riset dan pengembangan, pelatihan dan pendidikan petani sawit, serta promosi dan diplomasi sawit. Tahun lalu, dana yang dikeluarkan untuk kompensasi pemanfaatan biodiesel B20 sebesar Rp 10,8 triliun. Menurut Rusman, tahun ini dana kompensasi untuk biodiesel maksimal hanya 70%.
Sementara untuk riset dan pengembangan, diperkirakan bisa meningkat menjadi Rp 40 miliar dari tahun sebelumnya realisasi Rp 37,3 miliar. “Dana riset bisa dinaikkan, evaluasi kami itu adalah riset harus memberikan manfaat. Jadi bukan seberapa besar dananya tetapi seberapa besar manfaatnya,” tambah Rusman. Tak hanya itu, tahun ini BPDP pun fokus untuk melakukan replanting. Rencananya akan ada peremajaan lahan kebun sawit rakyat seluas 185.000 ha. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto