JAKARTA. Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit akan segera membayar Rp 250 miliar dari 100.000 kiloliter produk nabati dalam biodiesel atau fatty acid methyl ester (FAME) yang diserap PT Pertamina (Persero) dalam kurun waktu dua bulan sejak lembaga tersebut dibentuk 18 Agustus lalu. "Total serapan 100.000 kiloliter itu setara dengan Rp 250 miliar dalam dua bulan sejak 18 Agustus-16 Oktober 2015. Yang sudah ditagihkan itu sekitar Rp 27,7 miliar dan akan segera kita bayarkan (ke Pertamina)," kata Direktur Utama BPDP Kelapa Sawit Bayu Krisnamurthi dalam acara pelepasan "road show" sosialisasi pemanfaatan biodiesel 20% (B20) di Jakarta, Senin (19/10). Bayu menjelaskan pihaknya membayarkan selisih antara harga beli Pertamina dengan harga indeks pasar (HIP) FAME. Hal itu merujuk pada Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2015 guna mendorong penyerapan produk nabati dalam biodiesel 15 persen (B15), yang terganggu akibat penurunan harga minyak. "Jumlah 100.000 kl itu masih kecil. Target kami dalam dua bulan saat keadaan normal itu jumlahnya 600.000 kl. Tapi bagi kami, serapan 100.000 kl ini awal yang baik karena sistemnya baru," katanya. Serapan yang rendah itu, menurut Bayu, disebabkan oleh sempat terhentinya serapan bahan bakar nabati oleh Pertamina karena tidak adanya subsidi dari pemerintah. "Tadinya biodiesel 2015 ada subsidinya, Januari masih tinggi serapan Pertamina, setelah itu nol. Sempat terhenti kan karena subsidi BBN 2015 tidak ada. Baru ada lagi Agustus setelah Dana Sawit (CPO Fund) diluncurkan," katanya. Bayu menargetkan, hingga akhir tahun serapan BBN bisa mencapai 700.000 kl. Sementara itu, untuk 2016, lanjut dia, pemerintah menyediakan dana bantuan hingga Rp 8 triliun untuk mandatori pemanfaatan biodiesel sebesar 20% (B20) untuk transportasi juga alokasi program B30 untuk PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Pemerintah juga mengalokasikan Rp 1,5 miliar untuk riset, penanaman kembali, dana pendidikan hingga kegiatan sosialisasi. "November ini kira-kira PLN masuk B25 dan akan didukung Dana Sawit. Meski masih ada aturan yang harus disesuaikan. Tapi tahun depan, untuk transportasi B20, PLN B30, semuanya akan di support Dana Sawit," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BPDP sawit akan bayar Rp 250 miliar ke Pertamina
JAKARTA. Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit akan segera membayar Rp 250 miliar dari 100.000 kiloliter produk nabati dalam biodiesel atau fatty acid methyl ester (FAME) yang diserap PT Pertamina (Persero) dalam kurun waktu dua bulan sejak lembaga tersebut dibentuk 18 Agustus lalu. "Total serapan 100.000 kiloliter itu setara dengan Rp 250 miliar dalam dua bulan sejak 18 Agustus-16 Oktober 2015. Yang sudah ditagihkan itu sekitar Rp 27,7 miliar dan akan segera kita bayarkan (ke Pertamina)," kata Direktur Utama BPDP Kelapa Sawit Bayu Krisnamurthi dalam acara pelepasan "road show" sosialisasi pemanfaatan biodiesel 20% (B20) di Jakarta, Senin (19/10). Bayu menjelaskan pihaknya membayarkan selisih antara harga beli Pertamina dengan harga indeks pasar (HIP) FAME. Hal itu merujuk pada Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2015 guna mendorong penyerapan produk nabati dalam biodiesel 15 persen (B15), yang terganggu akibat penurunan harga minyak. "Jumlah 100.000 kl itu masih kecil. Target kami dalam dua bulan saat keadaan normal itu jumlahnya 600.000 kl. Tapi bagi kami, serapan 100.000 kl ini awal yang baik karena sistemnya baru," katanya. Serapan yang rendah itu, menurut Bayu, disebabkan oleh sempat terhentinya serapan bahan bakar nabati oleh Pertamina karena tidak adanya subsidi dari pemerintah. "Tadinya biodiesel 2015 ada subsidinya, Januari masih tinggi serapan Pertamina, setelah itu nol. Sempat terhenti kan karena subsidi BBN 2015 tidak ada. Baru ada lagi Agustus setelah Dana Sawit (CPO Fund) diluncurkan," katanya. Bayu menargetkan, hingga akhir tahun serapan BBN bisa mencapai 700.000 kl. Sementara itu, untuk 2016, lanjut dia, pemerintah menyediakan dana bantuan hingga Rp 8 triliun untuk mandatori pemanfaatan biodiesel sebesar 20% (B20) untuk transportasi juga alokasi program B30 untuk PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Pemerintah juga mengalokasikan Rp 1,5 miliar untuk riset, penanaman kembali, dana pendidikan hingga kegiatan sosialisasi. "November ini kira-kira PLN masuk B25 dan akan didukung Dana Sawit. Meski masih ada aturan yang harus disesuaikan. Tapi tahun depan, untuk transportasi B20, PLN B30, semuanya akan di support Dana Sawit," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News