KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) membeberkan berbagai tantangan implementasi program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Menurutnya, ada berbagai tantangan yang dihadapi mulai dari permasalahan mengenai lahan, kapasitas pekebun hingga proses administratif. Terkait dengan lahan, Eddy menjelaskan tantangan yang dihadapi mulai dari data profil pekebun dan lahan yang tidak akurat dan kurang valid hingga masih ada perselisihan mengenai status lahan.
"Lalu, ada kesulitan dalam memenuhi persyaratan sertifikasi ISPO," ujar Eddy dalam Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2020 New Normal yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (2/12). Baca Juga: BPDPKS telah gelontorkan Rp 4,5 triliun untuk program peremajaan sawit rakyat Sementara, tantangan dari sisi kapasitas pekebun, mulai dari terbatasnya akses pekebun pada dukungan finansial dan perbankan, pekebun yang belum atau tidak masuk dalam kelompok tani atau koperasi atau kelembagaan pekebun, tak hanya itu ada pula alasan kurangnya pelatihan perkebunan yang baik. Eddy juga menyebut, tantangan dalam proses administratif yang menjadi kendala hingga saat ini berkaitan dengan kesiapan permohonan untuk dapat memenuhi persyaratan pendanaan program PSR.