BPEN Yakin Trade Expo Mencapai Target Transaksi



JAKARTA. Target transaksi dalam Trade Expo Indonesia (TEI) 2009 yang sebesar US$ 230 juta kemungkinan besar akan tercapai hingga hari terakhir pameran pada Minggu kemarin (1/11).

Kepala Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) Hesti Indah Kresnarini menyatakan, hingga hari Sabtu lalu (31/10), transaksi di pameran itu sudah mencapai US$ 187 juta. "Dan, ini belum memperhitungkan transaksi hari ini (kemarin)," kata Hesti, Minggu (1/11).

Menurut Hesti, nilai transaksi hari Sabtu kemarin juga belum mencakup kontrak untuk penempatan jasa tenaga kerja ke Jepang dan Afrika oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BPN2TKI). "Transaksi yang sudah dilaporkan ada sekitar US$ 17 juta," jelasnya.


Nilai tersebut juga masih akan ditambah dengan rencana investasi dari industri mobil pemadam kebakaran di Filipina dan Afrika Selatan. "PT New Santosa berencana membuka pabrik di kedua negara tersebut, nilai investasi satu pabrik sekitar US$ 25 juta," kata Hesti.

Jika dijumlahkan, Hesti optimistis, target transaksi pameran yang sebesar US$ 230 juta akan tercapai. Selain transaksi, dari segi target kunjungan peserta, tampaknya lagi-lagi panitia Trade Expo akan menuai kesuksesan.

Hingga Sabtu akhir pekan lalu, jumlah buyer tercatat sebanyak 7.242 buyer. "Jumlah itu kami prediksi akan melampaui target kami sebanyak 7.900 pengunjung di hari terakhir," kata Hesti.

Hesti juga menambahkan, hitungan buyer itu belum termasuk pengunjung selain buyer dari berbagai negara yang juga diundang.

Berdasarkan pengamatan KONTAN, jumlah pengunjung pada hari terakhir kemarin memang terlihat meningkat. Kebanyakan buyer mengunjungi stan pameran produk furnitur, kopi, industri alas kaki, dan handy craft. Daftar produk yang membukukan penjualan tertinggi, tampaknya, tak jauh berbeda dengan pameran dagang tahun-tahun sebelumnya.

Furnitur menjadi jagoan

Posisi pertama akan diraih oleh industri furnitur. Karena jumlah peserta dari industri mebel mencapai sekitar dari 60% dari jumlah peserta yang mencapai 780 pengusaha.

Dari segi persentase penjualan, furnitur telah mengantongi 25,9% atau sekitar US$ 48,4 juta dari total penjualan sampai dengan Sabtu yang senilai US$ 187 juta.

Posisi kedua diraih oleh komponen otomotif yakni 9,5% atau sebesar US$ 17,7 juta. Kemudian disusul oleh penjualan industri elektronik dan alat listrik dengan persentase 8,45% atau senilai US$ 15,8 Juta.

Ketua Asosiasi Mebel Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahjono menyatakan, anggota Asmindo yang tercatat mengikuti pameran mencapai 170 perusahaan dan angka ini belum termasuk perusahaan furnitur di luar anggota Asmindo. "Dari tahun ketahun pelaksanaan Trade Expo ini memang didominasi oleh mebel dan furnitur," jelas Ambar Tjahjono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan