JAKARTA. PT Batavia Prosperindo Finance Tbk (BPFI) menargetkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 650 miliar di tahun ini. Jumlah tersebut naik 20,85% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 538 miliar. "Sekitar 68% untuk pembiayaan mobil bekas passanger (penumpang ), dan sebesar 32% untuk obil bekas komersil," jelas Markus Dinarto Pranoto, Direktur Utama BPFI, Rabu (21/9).Adapun, penyaluran pembiayaan sampai Agustus, sudah sebesar Rp 413,48 miliar. "Kami akan menggenjot untuk tiga bulan terakhir karena bulan September pembelian mobil bekas lumayan sepi," kata Markus.Dia bilang, untuk pendanaannya, Batavia mengadakan joint financing dengan perbankan, seperti dengan Bank Mandiri sebesar Rp 450 miliar, sebesar Rp 100 miliar dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan sebesar Rp 50 miliar dengan Bank Bukopin. "Mitra perbankan kami terdiri lebih kurang 12 bank meliputi bank asing, bank pemerintah, bank swasta dan bank daerah," jelas Markus. Selain itu Batavia juga menggunakan kas internal untuk pembiayaan. "Kami cenderung tidak melakukan penerbitan obligasi karena biayanya lebih mahal," tambahnya.Tahun depan, Batavia merencanakan mengubah proporsi pembiayaan untuk mobil bekas passenger dan komersil menjadi 50% : 50%. Batavia akan menaikkan proporsi pembiayaan untuk mobil bekas komersil dikarenakan bunga kredit untuk mobil bekas komersil lebih besar 3% daripada mobil passenger (penumpang). "Kami berharap, strategi ini bisa meningkatkan profit Batavia di masa mendatang," imbuh Markus.
BPFI targetkan penyaluran pembiayaan senilai Rp 650 miliar di 2011
JAKARTA. PT Batavia Prosperindo Finance Tbk (BPFI) menargetkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 650 miliar di tahun ini. Jumlah tersebut naik 20,85% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 538 miliar. "Sekitar 68% untuk pembiayaan mobil bekas passanger (penumpang ), dan sebesar 32% untuk obil bekas komersil," jelas Markus Dinarto Pranoto, Direktur Utama BPFI, Rabu (21/9).Adapun, penyaluran pembiayaan sampai Agustus, sudah sebesar Rp 413,48 miliar. "Kami akan menggenjot untuk tiga bulan terakhir karena bulan September pembelian mobil bekas lumayan sepi," kata Markus.Dia bilang, untuk pendanaannya, Batavia mengadakan joint financing dengan perbankan, seperti dengan Bank Mandiri sebesar Rp 450 miliar, sebesar Rp 100 miliar dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan sebesar Rp 50 miliar dengan Bank Bukopin. "Mitra perbankan kami terdiri lebih kurang 12 bank meliputi bank asing, bank pemerintah, bank swasta dan bank daerah," jelas Markus. Selain itu Batavia juga menggunakan kas internal untuk pembiayaan. "Kami cenderung tidak melakukan penerbitan obligasi karena biayanya lebih mahal," tambahnya.Tahun depan, Batavia merencanakan mengubah proporsi pembiayaan untuk mobil bekas passenger dan komersil menjadi 50% : 50%. Batavia akan menaikkan proporsi pembiayaan untuk mobil bekas komersil dikarenakan bunga kredit untuk mobil bekas komersil lebih besar 3% daripada mobil passenger (penumpang). "Kami berharap, strategi ini bisa meningkatkan profit Batavia di masa mendatang," imbuh Markus.