JAKARTA. Badan Pengatur Usaha Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) belum patah arang dengan program smart card. BPH Migas akan menghidupkan lagi usulan penggunaan smart card untuk mengendalikan konsumsi premium pada 2009 nanti. Rencananya, pilot project penggunaan smart card ini akan diterapkan di DKI Jakarta.Alasan BPH Migas mengusulkan lagi program smart card agar pemerintah memiliki manajemen permintaan (demand) bahan bakar minyak (BBM). "Pemerintah hanya punya manajemen supply, makanya saya akan mengusulkan manajemen demand dengan pembatasan jumlah premium melalui smartcard," ujar Kepala BPH Migas Tubagus Haryono, Senin (22/9).Tubagus yakin dengan sistem ini, konsumsi BBM bersubsidi jenis premium akan turun. Dengan demikian, pemerintah bisa menghemat anggaran untuk subsidi BBM. Namun Tubagus belum bisa memastikan berapa nilai penghematan dari penerapan smart card ini. Menurut Tubagus, saat ini BPH Migas masih menghitungnya.
BPH Migas Lontarkan Lagi Penggunaan Smart Card
JAKARTA. Badan Pengatur Usaha Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) belum patah arang dengan program smart card. BPH Migas akan menghidupkan lagi usulan penggunaan smart card untuk mengendalikan konsumsi premium pada 2009 nanti. Rencananya, pilot project penggunaan smart card ini akan diterapkan di DKI Jakarta.Alasan BPH Migas mengusulkan lagi program smart card agar pemerintah memiliki manajemen permintaan (demand) bahan bakar minyak (BBM). "Pemerintah hanya punya manajemen supply, makanya saya akan mengusulkan manajemen demand dengan pembatasan jumlah premium melalui smartcard," ujar Kepala BPH Migas Tubagus Haryono, Senin (22/9).Tubagus yakin dengan sistem ini, konsumsi BBM bersubsidi jenis premium akan turun. Dengan demikian, pemerintah bisa menghemat anggaran untuk subsidi BBM. Namun Tubagus belum bisa memastikan berapa nilai penghematan dari penerapan smart card ini. Menurut Tubagus, saat ini BPH Migas masih menghitungnya.