BPH Migas nilai Pertashop bisa jadi bisnis yang potensial



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Minyak dan Gas (Migas), M. Fanshurullah Asa mengapresiasi langkah Pertamina dalam pendirian Pertashop khususnya di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Fanshurullah menilai Pertashop ini dapat menjadi contoh bisnis yang potensial. “Dengan penjualan omset 1 kiloliter setiap hari, Pertashop ini bisa menjadi percontohan,” ujar Fanshurullah dalam keterangannya, Kamis (3/9)

Pertashop di Desa Umbulharjo tersebut baru berjalan selama 3 bulan sejak Juni 2020 dan menyalurkan BBM harian sebanyak 600 liter per hari. Sementara pada saat weekend bisa mencapai 1-1,2 kiloliter.


Baca Juga: Perluas distribusi, Pertamina bangun 4 titik BBM Satu Titik di Pulau Nias

Menurutnya, dengan rerata penjualan tersebut maka dalam kurun waktu 2,5 tahun modal sudah bisa kembali. Hal ini terhitung potensial pasalnya untuk bisnis SPBU dengan nilai investasi mencapai Rp 10 miliar, butuh 10 tahun agar investasi dapat kembali.

Unit Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV wilayah Jawa Tengah & DI Yogyakarta, Anna Yudhiastuti mengungkapkan pihaknya berupaya untuk terus menambah jumlah Pertashop di daerah pedesaan.

“Saat ini sudah ada 70 Pertashop di provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, kami berharap nantinya akan terus bertambah lagi,” imbuh Anna.

Menurut Anna Pertamina telah mengusung program One Village One Outlet (OVOO), di mana setiap satu kecamatan akan memiliki mini outlet Pertashop khususnya yang belum tersedia SPBU.

Baca Juga: Kembangkan industri hijau, pemerintah kerjasama dengan FMG Australia

Adapun, Pertamina memiliki dua skema investasi yakni investasi oleh Pertamina dan investasi oleh lembaga mitra seperti lembaga desa (BUMDes) ataupun lembaga swasta.

Selanjutnya: Tahun depan, Kementerian ESDM akan bangun jargas dengan skema KPBU di 10 lokasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi