KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyoroti tersendatnya pembangunan pipa transmisi gas ruas Cirebon-Semarang. Pasalnya, hingga kini belum ada progres fisik meski sudah dilakukan groundbreaking pada 7 Februari 2020 lalu. "Pipa Cirebon-Semarang sudah groundbreaking 7 Februari lalu, tapi belum berjalan, Progresnya masih 0, baru hanya desain belum sampai konstruksi," kata Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa dalam Rapat Dengar Pendapat yang digelar Komisi VII DPR RI, Selasa (15/9). Fanshurullah memaparkan, pembangunan proyek yang dikerjakan oleh PT Rekayasa Industri (Rekind) ini masih mencari pendanaan dan juga calon pembeli gas bumi (shipper). Sehingga, proyek ini terkendala belum adanya Gas Transportation Agreement (GTA) atau perjanjian kerjasama antara transporter dan shipper.
BPH Migas soroti tersendatnya proyek pipa gas Cirebon-Semarang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyoroti tersendatnya pembangunan pipa transmisi gas ruas Cirebon-Semarang. Pasalnya, hingga kini belum ada progres fisik meski sudah dilakukan groundbreaking pada 7 Februari 2020 lalu. "Pipa Cirebon-Semarang sudah groundbreaking 7 Februari lalu, tapi belum berjalan, Progresnya masih 0, baru hanya desain belum sampai konstruksi," kata Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa dalam Rapat Dengar Pendapat yang digelar Komisi VII DPR RI, Selasa (15/9). Fanshurullah memaparkan, pembangunan proyek yang dikerjakan oleh PT Rekayasa Industri (Rekind) ini masih mencari pendanaan dan juga calon pembeli gas bumi (shipper). Sehingga, proyek ini terkendala belum adanya Gas Transportation Agreement (GTA) atau perjanjian kerjasama antara transporter dan shipper.