KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil pengawasan dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) terhadap penyaluran bahan bakar minyak (BBM) Satu Harga menunjukan adanya penyimpangan yang terjadi di dua wilayah yaitu wilayah Kabupaten Sumenep dan wilayah Sangiang Kabupaten Lebak. Anggota Komisi BPH Migas, Henry Ahmad mengatakan khusus Kabupaten Sumenep terjadi penyimpangan BBM Satu Harga di Kepulauan Sambudi yaitu di Kota Nunggunung dan Pulau Raas. BBM yang harusnya disalurkan untuk program BBM Satu Harga justru dijual kepada pengepul sehingga harga premium dan solar meningkat tajam. "Khusus Sambudi, ternyata fasilitas belum dibangun, distribusi tapi tetap lancar ke dua kepulauan ini. Ternyata BBM ini sebagian dijual ke pengepul dalam bentuk drum, dari pengepul dijual ke pengecer, akhirnya masyarakat mendapatkan premium Rp 9.000 sampai Rp 10.000 per liter, solar Rp 7.000 sampai Rp 7.500 per liter," jelas Henry pada Rabu (7/3).
BPH Migas temukan penyimpangan penyaluran BBM Satu Harga di Sumenep dan Lebak
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil pengawasan dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) terhadap penyaluran bahan bakar minyak (BBM) Satu Harga menunjukan adanya penyimpangan yang terjadi di dua wilayah yaitu wilayah Kabupaten Sumenep dan wilayah Sangiang Kabupaten Lebak. Anggota Komisi BPH Migas, Henry Ahmad mengatakan khusus Kabupaten Sumenep terjadi penyimpangan BBM Satu Harga di Kepulauan Sambudi yaitu di Kota Nunggunung dan Pulau Raas. BBM yang harusnya disalurkan untuk program BBM Satu Harga justru dijual kepada pengepul sehingga harga premium dan solar meningkat tajam. "Khusus Sambudi, ternyata fasilitas belum dibangun, distribusi tapi tetap lancar ke dua kepulauan ini. Ternyata BBM ini sebagian dijual ke pengepul dalam bentuk drum, dari pengepul dijual ke pengecer, akhirnya masyarakat mendapatkan premium Rp 9.000 sampai Rp 10.000 per liter, solar Rp 7.000 sampai Rp 7.500 per liter," jelas Henry pada Rabu (7/3).