JAKARTA. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) bidang Ketenagakerjaan mengincar meraup hasil investasi hingga Rp 39 triliun di 2018 mendatang. Sampai akhir tahun lalu, hasil investasi badan publik yang sebelumnya dikenal sebagai PT Jamsostek (Persero) tersebut baru sebesar Rp 15,8 triliun. Target hasil investasi tersebut baru bisa tercapai dengan syarat, BPJS Ketenagakerjaan mampu menjaga pertumbuhannya rata-rata 30% selama empat tahun ke depan. “Nah, bagaimana mencapai peningkatan 30% itu? Strategi kami adalah mengelola aset alokasi taktis,” tutur Freddy Haryadi, Direktur Investasi BPJS Ketenagakerjaan, Jumat (4/4). Di tahun pertamanya beroperasi sebagai BPJS Ketenagakerjaan, badan publik nirlaba ini berencana menyeimbangkan kembali portofolio investasinya. Manajemen akan menggali formula yang tepat untuk pengembangan dana kelolaan agar optimal, sebelum memutuskan kebijakan berinvestasi.
BPJS incar hasil investasi Rp 39 triliun di 2018
JAKARTA. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) bidang Ketenagakerjaan mengincar meraup hasil investasi hingga Rp 39 triliun di 2018 mendatang. Sampai akhir tahun lalu, hasil investasi badan publik yang sebelumnya dikenal sebagai PT Jamsostek (Persero) tersebut baru sebesar Rp 15,8 triliun. Target hasil investasi tersebut baru bisa tercapai dengan syarat, BPJS Ketenagakerjaan mampu menjaga pertumbuhannya rata-rata 30% selama empat tahun ke depan. “Nah, bagaimana mencapai peningkatan 30% itu? Strategi kami adalah mengelola aset alokasi taktis,” tutur Freddy Haryadi, Direktur Investasi BPJS Ketenagakerjaan, Jumat (4/4). Di tahun pertamanya beroperasi sebagai BPJS Ketenagakerjaan, badan publik nirlaba ini berencana menyeimbangkan kembali portofolio investasinya. Manajemen akan menggali formula yang tepat untuk pengembangan dana kelolaan agar optimal, sebelum memutuskan kebijakan berinvestasi.