KONTAN.CO.ID - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berharap pemerintah bisa segera memberikan dana bantuan untuk menutupi defisit jaminan kesehatan di tahun ini. Badan yang mengelola jaminan kesehatan ini masih mengalami defisit anggaran yang cukup besar. Bayu wahyudi selaku Direktur Kepatuhan Hukum dan Hubungan Antar Lembaga BPJS kesehatan menyatakan, di tahun ini perkiraan perhitungan defisit anggaran di BPJS Kesehatan mencapai Rp 9 triliun. Ini terjadi lantaran pemasukan dan pengeluaran selisih Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU). Dia bilang iuran PBI saat ini sebesar Rp 23.000 masih kurang dari nilai keekonomian yang wajar yakni senilai Rp 36.000 ini yang menjadi selisih cukup besar jika dikalikan 92,4 juta jiwa peserta. Untuk PBPU dengan kelas II dan III juga menurutnya masih menyumbang selisih nilai keekonomian yang cukup tinggi.
BPJS Kesehatan perkirakan defisit anggaran Rp 9 T
KONTAN.CO.ID - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berharap pemerintah bisa segera memberikan dana bantuan untuk menutupi defisit jaminan kesehatan di tahun ini. Badan yang mengelola jaminan kesehatan ini masih mengalami defisit anggaran yang cukup besar. Bayu wahyudi selaku Direktur Kepatuhan Hukum dan Hubungan Antar Lembaga BPJS kesehatan menyatakan, di tahun ini perkiraan perhitungan defisit anggaran di BPJS Kesehatan mencapai Rp 9 triliun. Ini terjadi lantaran pemasukan dan pengeluaran selisih Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU). Dia bilang iuran PBI saat ini sebesar Rp 23.000 masih kurang dari nilai keekonomian yang wajar yakni senilai Rp 36.000 ini yang menjadi selisih cukup besar jika dikalikan 92,4 juta jiwa peserta. Untuk PBPU dengan kelas II dan III juga menurutnya masih menyumbang selisih nilai keekonomian yang cukup tinggi.